Mohon tunggu...
Mesha Christina
Mesha Christina Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengumpul kepingan momen.

Menulis juga di blog pribadi www.shalluvia.com || Kadang jalan-jalan, kadang baca buku, kadang menulis, dan yang pasti doyan makan.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Lasem Sky Garden, Oase di Tengah Padatnya Jalanan Jogja

2 Januari 2019   17:00 Diperbarui: 2 Januari 2019   17:11 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
warna-warni kombucha yang akan membuat lidah menari-nari (dok. Dewi Krisna)

Hal pertama yang terlintas ketika mendengar sky garden pastilah kebun yang berada di atas atau di awang-awang. Begitulah yang kubayangkan saat seorang teman menawari untuk ikut icip-icip menu di Lasem Sky Garden. Kubayangkan juga di tempat tersebut selain banyak tanaman pastilah ada batik-batik khas Lasem (sebuah kota di Rembang yang terkenal dengan batik cantiknya). 

Dugaanku pertama benar, tetapi yang kedua keliru besar. Lasem ini bukan merupakan nama kota, melainkan akronim dari lahan sempit. Kafe yang baru saja buka ini memang berkonsep urban farming, yaitu memanfaatkan lahan terbatas untuk berkebun. Yang ditanam pun pilihan, semua yang bisa dimanfaatkan di dapur, mulai dari seledri, mint, ginseng, bayam merah, pakcoy, bunga telang, dan banyak lagi.

Lasem Sky Garden berlokasi di Jalan Letjen Suprapto atau lebih dikenal sebagai kawasan Ngampilan, tepatnya persis di sebelah selatan Edu Hostel. Mungkin yang belum familiar akan mencari-cari di mana kafe ini, katanya di selatan Edu, tapi yang ada, kok, hanya bus atau mobil? Inilah uniknya Lasem Sky Garden, kafe ini memang berada di atas lahan parkir bus/mobil. 

Dengan susunan anak tangga melingkar dua kali, jadilah posisinya semacam di lantai dua sebuah mal. Saat berada di sana, kita memang seolah berada di kebun angkasa, tanaman hijau di mana-mana. Suasana sky garden yang disematkan pada namanya sangat pas. Kafe yang memaanfaatkan sebagian lahannya untuk berkebun ini merupakan cabang kedua dari Lasem Urban Farming Cafe yang terletak di Jalan Kaliurang.

Dari hijau-hijauan yang ditanam di sekeliling kafe, bisa ditebak kalau menu-menu yang disajikan di Lasem adalah healthy food. Biasanya, healthy food hampir selalu mengadopsi menu-menu barat yang didominasi sayur dan minim bumbu. Uniknya di Lasem, menu-menunya memang sebagian besar makanan barat, tetapi bercitarasa nusantara, dan tak melulu sayuran. Kita tetap bisa memesan daging, bahkan gorengan. 

Tapi jangan khawatir, proses memasaknya tanpa MSG, sedangkan untuk mengoreng pun menggunakan minyak kelapa yang lebih aman dan sehat dibanding minyak sawit. Semua bahan yang digunakan merupakan hasil dari budidaya petani sekitar Jogja, dan sebagian merupakan hasil memetik dari kebun sendiri, yang penanamannya dengan sistem hidroponik. Asyik banget, ya, kalau punya kebun sayur di dekat dapur.

Penasaran dengan menu-menu apa saja yang kucicipi seminggu lalu dan hingga sekarang masih terbayang rasanya? Setiap menu punya keunikan tersediri...

Kombucha

warna-warni kombucha yang akan membuat lidah menari-nari (dok. Dewi Krisna)
warna-warni kombucha yang akan membuat lidah menari-nari (dok. Dewi Krisna)

Merupakan minuman berbagai varian yang dihasilkan dari proses fermentasi. Sudah pasti rasanya asam, ya... jadi saat meminumnya jangan asal teguk, nikmati perlahan-lahan dan rasakan sensasi yang terjadi di dalam mulut hingga kemudian cairan tersebut meluncur ke kerongkongan. Minuman dengan banyak manfaat, terutama untuk kesehatan pencernaan ini tersedia beraneka rasa di Lasem. Ada yang original dari teh, ada pula yang dari kunyit, rosela, dan perpaduan apel-telang-kayu manis, jangan lupakan juga yang dari kopi, khusus untuk para penikmat kopi yang ingin merasakan sensasi lain dalam menyesap minuman kegemarannya tersebut.

Vegetable Salad

salad sayur dengan dressing kombucha (do. pribadi)
salad sayur dengan dressing kombucha (do. pribadi)
Lagi-lagi Lasem lewat tangan Ibu Pras selaku pemilik sekaligus chef menciptakan menu yang unik. Kalau biasanya salad sayur menggunakan dressing mayonaise, di Lasem kita bisa memilih dressing menggunakan kombucha atau sambal dabu-dabu yang Indonesia banget. Sebenarnya yang dressing kombucha biasanya memakai vinegar atau cuka apel, tapi Bu Pras ingin memanfaatkan apa yang ada di dapurnya, jadilah kombucha jadi pilihan. Penambahan daun ginseng juga membuat salad sayur ala Lasem ini semakin unik.

Caesar Salad 

caesar salad yang tak butuh waktu lama untuk menandaskannya (dok. Monyoku)
caesar salad yang tak butuh waktu lama untuk menandaskannya (dok. Monyoku)
Makanan sehat berbahan utama selada romaine, roti, dan telur ini kemarin ketika kucicipi di Lasem rasanya agak berbeda, perpaduan dressing-nya enak banget, apalagi waktu diaduk dan bercampur dengan kejunya. Yummy banget! Penggemar Caesar Salad, harus banget mencoba ala Lasem ini. Oh iya, di Lasem untuk bahan-bahan seperti keju dan mayonaise-nya homemade, lho.

Nasi Bakar Kecombrang Tuna

cantiknyaaa.... (dok.Dewi Krisna)
cantiknyaaa.... (dok.Dewi Krisna)
Menu ini tak kalah unik dibanding menu lainnya. Warna nasinya biru keunguan. Lho, kok bisa? Karena menanaknya menggunakan bunga telang yang akan menghasilkan pewarna biru untuk makanan. Selain mempercantik tampilan makanan, bunga telang juga memiiki manfaat yang tinggi, salah satunya untuk menjaga kewarasan. Literally waras ya, dalam artian otak dan kemampuan berpikir selalu sehat dan terjaga dengan baik.

Rasanya? Tak kalah dengan penampilannya yang cantik, rasanya benar-benar mantap... kecombrang dan tunanya membuat nasi bakar ini berbeda dengan nasi bakar yang pernah mengenyangkanku, ditambah lagi dengan lauk telur ceplok dan mendoan mini yang membuatnya semakin terasa nusantara sekali. Menurut Ibu Imma, chef yang mengkreasikan menu ini, ia tak ingin menciptakan sajian yang sekadar menggugah selera dan mengenyangkan, namun juga harus ada manfaatnya untuk kesehatan.

Auflauf

German Casserole ini awalnya sempat kukira Lasagna saat ada teman yang bertanya. Eh, ternyata Bu Pras dengar dan langsung menyahut, "Bukan..." Kemudian aku menyebutkan Schotel, yang lagi-lagi dijawab dengan 'bukan'. Bahkan, ada seorang teman yang sempat menebak itu Klapertaart. Semuanya keliru. "Ini Auflauf, mbak, menu dari Jerman," lanjut Bu Pras sembari mengangsurkan sebuah kertas bertuliskan nama menu tersebut.

kan, mirip lasagna atau schotel (dok. pribadi)
kan, mirip lasagna atau schotel (dok. pribadi)
penampakan auflauf setelah disendok (dok. Monyoku)
penampakan auflauf setelah disendok (dok. Monyoku)
Jatuh hati pada suapan pertama. Itulah yang kurasakan saat memasukkannya ke dalam mulut. Pada bagian atas merupakan pastry yang setelah disendok akan dijumpai kentang bercampur keju yang lumer di indera pengecap. Teksturnya lembut banget, dan sama sekali tidak eneg. Tak sampai di situ, pada layer berikutnya, kujumpai wortel dan buncis yang cukup membuatku terkejut, karena kukira ini semacam baked potato yang ditambah keju dan saus cream saja. 

Di layer paling bawah masih ada kejutan lagi... daging giling. Suka banget! Lasagna dan Schotel kalah telak. Tak perlu berikir panjang, aku langsung menjadikannya sebagai menu favorit. Pokoknya, besok mau coba lagi!

suasana di lasem sky garden (dok.Dewi Krisna)
suasana di lasem sky garden (dok.Dewi Krisna)
Tujuh tahun lebih pernah 'menghuni' Ngampilan menjadikanku hafal betul suasana jalanan di sana. Di hari biasa hampir selalu padat meski tak macet, paling hanya di ujung selatan karena ada traffic light. Sedangkan pada musim lliburan atau hari-hari tertentu, seperti misalnya saat Malioboro ditutup karena ada acara, dipastikan Ngampilan macet parah, karena arus lalu-lintas akan dialihkan menuju jalan tersebut. Saat mengetahui Lasem Sky Garden berlokasi di Ngampilan, itu bagaikan sebuah oase di tengah padatnya lalu lintas yang terkadang membuat stres atau kesal.

kira-kira kombucha dua gelas habis, nggak? (dok. pribadi)
kira-kira kombucha dua gelas habis, nggak? (dok. pribadi)
mengintip padatnya jalanan (dok. pribadi)
mengintip padatnya jalanan (dok. pribadi)
Bagi yang ke Ngampilan karena berniat makan di sana, tentu ada kesan tersendiri... menikmati hidangan dengan pemandangan hijau di kanan-kiri, sementara ketika melongok ke bawah, padatnya kendaraan otomatis akan membuat bersyukur, 'Untung aku nongkrong di sini, males di bawah macet.' Sementara yang sedang melintas dan kesal karena terjebak kepadatan lalu-lintas, bisa melipir dulu ke Lasem. Parkirkan kendaraanmu di lower ground Edu Hostel, lantas nikmati menu-menu yang menggugah selera dengan perasaan syukur (sejenak terbebas dari macet).

***

Lasem Sky Garden

Lokasi: Jl. Letjemd Suprapto, Ngampilan, Jogja (sebelah Edu Hostel)

Harga menu: 9.000 IDR s.d 50.000 IDR 

Jam buka: Setiap hari, 16.00 s.d 23.00 WIB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun