Mohon tunggu...
F. Sugeng Mujiono
F. Sugeng Mujiono Mohon Tunggu... Lainnya - Pensiunan

Pensiunan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Alam Murka

17 Maret 2024   05:31 Diperbarui: 17 Maret 2024   07:39 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Suatu saat alam bersahabat

membelai membuai penuh nikmat

angin mendesiskan keagungan alam

mengusap halus kulit semua insan

menyuap khayal kenikmatan

bak sentuhan lembut puting sang perawan


Surya merekah seiring nyanyi kutilang

belaian sinar bangkitkan gairah kehidupan

insan lena dalam kemalasan

rasakan peluk mesra perawan pujaan

larut insan dalam khayalan


Embun menghias pucuk daunan

berkilau indah bersulang cahaya

seindah permata melingkar leher perawan

menggelayut semayam dalam lembah antara

gugusan payudara dewi kahyangan


Suatu saat alam menggeliat

memuntahkan segala murka

serasa kekasih berkhianat

sepoi angin berubah badai

puting perawan berubah beliung

menghempas insan yang sedang lena

enyah dalam neraka penuh prahara


Sayup-sayup sapa memuja

mengiba merintih mohon ampunan

sayup semakin menggemuruh

menggema seluruh semesta

padu dalam alunan suara

lantunkan kidung kemuliaan

hanya kepada Yang Mahapencipta

Mahaagung dan Mahamulia


Jambi, 22 Juli 2002


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun