Pada penerapannya pembelajran dengan metode ini mengajak peserta didik untuk mengekplorasi permasalahan di lingkungan sekitar dan mengaitkannya ke materi pelajaran kemudian dijadikan sebuah projek. Melalui pelaksaan projek ini, peserta didik akan secara langsung melihat fenomena yang terjadi sehingga peran pendidikan akan lebih memberikan makna yang dalam karena peserta didik mampu menerapkan bentuk ilmu yang didapatkan ke lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.Â
Adapun guru memiliki peran sebagai fasilitator yang membantu peserta didik dalam memahami dunia melalui fakta dan data yang objektif. Guru dapat menyediakan struktur pembelajaran yang membantu peserta didik membangun pemahaman tentang dunia nyata.
Pendidikan berlandaskan realisme menitikberatkan pada penerapan pengetahuan untuk kehidupan sehari-hari. Keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah menjadi fokus penting dalam proses belajar. Dalam pendidikan modern, realisme tercermin dalam pendekatan kurikulum yang berbasis sains, teknologi dan pembelajaran kontekstual yang relevan dalam kehidupan nyata.
Jika dibandingkan, kebermanfaatan atau keberadaan filsafat idealisme dan realisme dapat disusun kedalam beberapa aspek. Aspek pertama dilihat pada pandangan terhadap pendidikan, filsafat idealisme berfokus pada pengembangan ide-ide, nilai dan konsep universal. Sedangkan dalam realisme pendidikan lebih berfokus pada pemahaman dunia nyata dan mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan praktis.Â
Aspek kedua dilihat dari tujuan pendidikan, aliran idealisme bertujuan membentuk indiviu yang bermoral, berkarakter, dan memiliki pandangan filosofis yang mendalam. Adapun aliran realisme bertujuan dalam membentuk individu yang realistis, rasional, dan siap menghadapi tantangan di dunia nyata.
Berikutnya adalah aspek metode pembelajaran, filsafat idealisme lebih mengutaman metode yang bersifat diskusi, refleksi, dan eksplorasi konsep untuk menanamkan nilai-nilai ideal. Sedangkan dalam filsafat realisme yang lebih menekankan kehidupan nyata, metode yang dapat diterapkan berupa observasi, eksperimen, dan pembelajaran langsung untuk memahami fakta dan hukum alam.Â
Adapun peran guru dalam idealisme dianggap sebagai pembimbing dan teladan moral yang membentuk siswa melalui inspirasi dan wawasan. Berbeda dengan realisme yang menggunakan metode obeservasi, peran guru bukan hanya sebagai teladan namun juga sebagai fasilitator untuk membantu siswa mengeksplorasi dunia nyata dan menarik kesimpulan logis.
Jika dilihat dari aspek kebermanfaatan dan dampak dalam pendidikan, filsafat idealisme akan mendorong siswa untuk berpikir kritis, mempertimbangkan nilai moral dan spiritual dalam tindakan sehingga akan menghasilkan individu yang idealis, etis, dan terarah pada pencapaian tujuan hidup lebih tinggi.Â
Sedikit berbeda dengan aliran idealisme, filsafat realisme menyediakan keterampilan praktis untuk memecahkan masalah dan beradaptasi dengan lingkungan sehingga diharapkan menghasilkan individu yang pragmatis, berbasis fakta, dan terampil memanfaatkan lingkungan nyata.
Bila ditelurusuri lebih dalam, filsafat idealisme dan realisme memiliki kebermanfaatan yang saling melengkapi. Idealisme penting untuk membangun karakter dan moral, sedangkan realisme mempersiapkan siswa untuk menghadapi dunia nyata. Keseimbangan antara keduanya dapat menciptakan sistem pendidikan yang holistik dan relevan