Seseorang tidak sekadar menuntut hak pribadinya, namun hubungan manusia yang satu dengan yang lainnya terbingkai dalam hubungan kemanusiaan yang penuh pengertian dan rasa saling menyayangi. Tujuan ini dalam kurikulum saat ini dapat dijumpai pada karakter-karakter profil pelajar pancasila yaitu gotong royong.Â
Gotong royong menjadi salah satu aspek kegiatan yang mencerminkan kegiatan sosial. Sedangkan tujuan secara sintesis dimaksudkan sebagai gabungan antara tujuan individual dengan sosial sekaligus, yang juga terekspresikan dalam kehidupan yang berkaitan dengan Tuhan. Hal ini telah tertuang dalam pelaksanaan kurikulum merdeka berupa kegiatan proyek penguatan profil pelajar pancasila.Â
Karakter-karakter tersebut secara kolaborasi akan menjadi bagian dari tujuan pendidikan idealis.
Pelaksanaan Projek penguatan profil pelajar pancasila yang mengutamakan penilaian karakter merupakan salah satu bentuk dalam filsafat idealisme. Pada praktiknya kegiatan penguatan profil pelajar pancasila ini memiliki enam dimensi karakter yang diperhatikan dan dikembangkan kepada peserta didik.Â
Dalam penerapannya pun, peserta didik akan diajak untuk berpikir dan mengeluarkan ide-idenya yang relevan dengan tema dari projek yang diambil. Hal ini dalam berimplikasi pada kebiasaan peserta didik yang mulai dapat berani mengungkapkan ide dan mengaplikasikan idenya dalam bentuk nyata.
Berbeda dengan filsafat idealisme yang bersifat abstrak, filsafat aliran realisme lebih menekankan pada realistas atau keberadaan sesuatu yang bersifat objektif, independen dari pesepsi manusia. Dalam pandangan realisme, dunia fisik dan segala sesuatu didalamnya tetap nyata dan ada walaupun tidak disadari atau tidak diamati oleh manusia.
Menurut Muhmidyeli (2011), realisme adalah pemahaman filosofis yang menyatakan bahwa kebenaran merupakan representasi nyata atau refleksi dari dunia realitas berdasarkan gagasan yang ada dalam pikiran seseorang.Â
Sementara itu, Hockin dalam Gandhi (2017) menggambarkan realisme sebagai kecenderungan untuk membatasi diri pada hal-hal tertentu, memungkinkan seseorang memahami bahwa tidak semua masalah dapat diintervensi saat membuat keputusan. Pandangan filsafat ini juga menyatakan bahwa objek yang dapat dirasakan melalui pancaindera memiliki keberadaan nyata dan independen, terlepas dari pengetahuan atau kesadaran manusia terhadapnya.
Filsafat realisme dalam pendidikan berfokus pada penanaman pemahaman tentang dunia nyata yang objektif dan independen dari pemmikiran manusia. Dalam pendekatan ini, pendidikan bertujuan untuk membantu peserta didik memahami fakta-fakta yang ada di alam semesta sera rasional, logis dan berdasarkan pengalaman langsung.Â
Prinsip utama dari filsafat aliran realisme adalah pembelajaran diarahkan untuk mengekplorasi dan memahami kenyataan fisik dan sosial. Hal ini mencakup pengetahuan tentan alam, sains, sejarah dan lingkungan sosial. Sebagai contoh dalam pemebalajaran ilmu pengetahuan alam, guru dalam memberikan pembelajaran menggunakan metode Project Based Learning.Â