Beberapa bulan terakhir virus corona atau covid-19 menjadi teramat sering kita baca, lihat dan dengar. Apabila kita perhatikan sangat wajar apabila virus corona atau covid-19 Â ini menjadi pemberitaan yang sangat menarik.
Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Virus corona atau covid-19 ( Corona Virus Desease 2019) pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019.
Penyebaran virus corona atau covid-19 sangat cepat, hingga menyebar keseluruh belahan Dunia. Virus corona dapat menyerang siapa saja dan yang paling menakutkan adalah realitas bahwa virus corona dapat berinfeksi dan menjangkiti siapa saja dan kapan saja tanpa memandang ras, negara, agama, pekerjaan, jenis kelamin, usia dan lain-lain. Virus corona dapat menyebabkan resiko kematian bagi para penderitanya walaupun persentase kematiannya tidak terlalu besar.
Virus corona telah ditetapkan oleh WHO ( World Healthy Organization ) sebagai pandemi dunia. Setelah tanggal 02 Maret 2019 pemerintah sangat serius untuk menangani virus ini salah satunya yaitu social distancing. Setelah diterapkan social distancing, lalu bagaimana masyarakat memenuhi kebutuhan hidupnya? Apa dampaknya untuk para pembisnis?.
Perubahan ekonomi secara drastis tidak hanya terjadi di Indonesia namun seluruh dunia ikut merasakannya. Sebagian besar masyarakat baik di Indonesia maupun Negara lainnya melakukan belanja daring (online) selama pandemi untuk memenuhi kebutuhannya.
Hal ini dilakukan agar konsumen dapat menyelamatkan diri dengan cara sebisa mungkin memiliki stok makanan dan minuman. Sebagian kecil masyarakat melakukan pembelian secara luring (offline) dan cendrung memilih untuk membeli kebutuhan yang jaraknya dekat.
Data perubahan prioritas konsumen yang terhitung sejak awal Maret 2020 menunjukkan bahwa ada peningkatan pembelian konsumen hinga 300% saat pandemi.
Minat belanja online pada produk kesehatan seperi hand sanitizer atau pembersih tangan mencapai 5.585%, dan vitamin C mencapai 1.986%. produk lain yang juga ikut meningkat seperti dettol miningkat hingga 1.139%. Pengukuran suhu tubuh untuk thermometer biasa mencapai hingga 1.007%, sedangkan thermometer lotus menjadi minat belanja paling tinggi dengan rentan harga Rp 1 juta -- 3 juta.
Dan untuk Masker mulut mencapai hingga 167%, umtuk minat belanja masker mulut sudah miningkat sejak bulan Januari saat virus korona muncul di Negara tetangga singapura dan Malaysia.
Sejak 3 April 2020 sudah dimulai penerapan WFH ( Work From Home ) atau bekerja dari rumah  untuk wilayah Jakarta . Pergantian sistem kerja ini tentu juga mempengaruhi minat belanja online yang cukup meningkat.
Tingginya intensitas meeting online dan video converence bisa di refleksi dengan peningkatan belanja webcam hingga 1.572%. Webcam tidak hanya digunakan untuk WFH saja tetapi juga bisa untuk membantu proses belajar dan mengajar online. Kertas folio juga meningkat hingga 377% sejak bulan februari.
Minat belanja online pada produk makanan dan minuman juga ikut meningkat seperti mie instan meningkat hingga 159%. Produk anggur merah cap orang tua juga meningkat hingga 78%. Sedangkan di London mengalami peningkan hingga 1.000% umtuk pemesanan minuman beralkohol secara online pada Maret 2020 ini.
Minat belanja online pada produk hobi outdoor dan indoor juga meningkat drastis hingga 1.036% untuk minat belanja sepeda polygon sejak awal bulan Maret 2020. Tren peningkatan pembelian sepeda indoor maupun outdoor juga meningkat hingga 15% di Negara Inggris.
Nintendo juga mengalami peningkatan pembelian hingga 156%. Di Singapura mengalami angka peningkatan yang signifikan untuk minat beli PS4 hingga 714%. Sedangkan di Italia mengalami peningkatan hingga 84% untuk pembelian produk berupa game console dan physical game.
Dari peningkatan minat belanja online di atas yang tentunya juga berpengaruh pada peningkatan penggunaan aplikasi belanja online juga bisa membuka peluang bagi bisnis lain seperti perbankkan, financial dan servis keuangan lainnya. Apalagi, beberapa platform belanja menganjurkan pembelian dan penjualan melakukan transaksi secara non tunai atau Cashless.
Bagi setiap perusahaan dengan adanya belanja online disaat pandemic ini tentu sangat menguntungkan dan menjadi peluang yang besar baik untuk sekarang mau pun kedapannya.
Nama: Larasati
NPM: 1851030387
Prodi: Akuntansi Syariah
Dosen Pengampu: Dr. Muhammad Iqbal Fasa.M.E.I.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H