Menurut Kemenkes RI (2013) prevalensi lansia yang mengalami konstipasi sebesar 3,8% pada rentang usia 60-69 tahun dan 6,3% pada lansia usia >70 tahun. Di Amerika Serikat terdapat 6,5%, 1,7% dan 1,1% lansia yang mengalami konstipasi fungsional, konstipasi predominant IBS, dan konstipasi yang diinduksi opioid (Deb et al., 2020). Angka prevalensi kejadian konstipasi kronis lebih sering terjadi pada lansia perempuan, dengan angka konstipasi 2-3 kali lebih tinggi daripada lansia pria. Menurut studi epidemiologis mengatakan bahwa prevalensi penggunaan pencahar yang lebih tinggi oada pasien lansia yang tinggal di komunitas contohnya seperti lansia yang tinggal di panti jompo memiliki kejadian konstipasi yang lebih besar (hingga 50%) dengan 74% diantaranya menggunakan pencahar setiap hari. Konstipasi kronis ini mempunyai dampak negatif seperti menurunnya kualitas hidup, fungsi sosial, dan psikologis (Roque & Bouras, 2015).
Penatalaksaan yang bisa dilakukan pada pasien lansia yang mengalami konstipasi dibagi menjadi farmakologis dan non farmakologis. Pada penatalaksanaan farmakologis yaitu dengan pemberian obat dengan  golongan osmotik yang tidak serap, gliserin untuk merangsang peristaltik usus, sedangkan penatalaksaan non farmakologis bisa berupa Latihan usus besar, diet, olahraga, dan terapi abdominal massage (Sunarti et al., 2019)
Terapi abdominal massage mempunyai nilai lebih yaitu dapat digunakan secara efektif dan diaplikasikan kepada siapa saja termasuk pada lansia untuk mengatasi masalah konstipasi. Manfaat abdominal massage sendiri dapat menstimulasi saraf parasimpatis yang berada di area abdomen, sehingga cara kerjanya dapat meningkatkan gerakan peristaltik menjadi lebih cepat dan otot-otot abdomen menjadi kuat  sehingga membantu sistem pencernaan menjadi lancar (Ginting et al., 2015).
Menurut penelitian yang dilakukan Munira & Aisah (2020) terapi abdomen massage dilakukan terhadap 38 responden dengan sample 2 orang, kedua pasien mengalami peningkatan frekuensi defekasi, mengedan saat defekasi menurun, merasa tuntas setelah defekasi, perasaan tidak nyaman pada perut menjadi hilang dengan kesimpulan terapi abdomen massage ini efektif untuk menurunkan tingkat konstipasi pada lansia. Pada penelitian yang dilakukan Ikaristi et al. (2015) didapatkan hasil analisa data bahwa ada perbedaan skor konstipasi pada pasien kelompok kontrol dan kelompok intervensi menunjukan ada perbedaan skor konstipasi pada pasien yang diberikan intervensi dengan abdominal massage dengan responden yang tidak diberikan abdominal massage.
Teknik massage yang bisa digunakan antara lain adalah massage clockwise direction, stroking, effleurage, kneading, vibration dan massage direction of the colon. Teknik massage ini bermanfaat untuk mengurangi ketegangan otot organ perut, memberikan stimulasi mekanis yang ditujukan untuk memindahkan beban feses ke usus besar (Nur Alpiah, 2022.).
Berikut tahap-tahap abdominal massage menurut  Baran & Ates (2019) yang bisa dilakukan dirumah, yaitu :
- Lansia berbaring dengan posisi supine dan kaki mereka dibengkokkan dan diantaranya diletakkan bantal.
- Bagian abdomen dibiarkan terbuka dan dioleskan baby oil supaya mempermudah pengaplikasian dan tidak menimbulkan iritasi
- Selanjutnya diberi sedikit tekanan dari daerah epigastrium atas ke bawah hingga spina iliaka sampai kedua sisi pelvis dan selangkangan
- Dari penekanan ini ketegangan perut reaktif akibat sentuhan pertama dapat dicegah.
- Setelah abdomen lansia menjadi lebih lembut atau elastis, semua gerakan akan dilakukan secara memutar searah jarum jam
- Penekanan secara memutar mempertimbangkan area dari depan belakang puncak iliaka ke kiri depan belakang puncak iliaka dari costa. Selanjutnya area kuadran kanan bawah, kuadran kanan atas, kuadran kiri atas, dan kuadran kiri bawah
- Pijat diberikan selama 1 menit pada setiap kuadran dengan tekanan sedang.
- Setelah effleurage, petrissage dilakukan dengan telapak tangan dalam urutan yang sama dan diterapkan berturut-turut selama 15 menit.
- Setelah itu, dalam 1 menit berikan getaran dengan ujung jari dan proses diakhiri dengan effleurage.
- Kemudian lansia berbaring dengan posisi yang nyaman dengan menutupi perut
Abdominal massage ini bisa rutin dilakukan selama 7 hari dengan durasi 10-15 menit dan sangat mudah untuk dilakukan dirumah oleh lansia itu sendiri atau keluarga bisa membantu lansia untuk melakukan terapi abdominal massage ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H