Nama : Seylin Ni'mah Amran
NIM : 201905082
Tingkat : 4B
Prodi : S1 Keperawatan
STIKes Mitra Keluarga
Lanjut usia (elderly) biasanya didefinisikan sebagai usia kronologis rentang 65 tahun atau lebih. Usia 65-74 tahun sering kali disebut dengan early elderly dan usia lebih dari 75 tahun disebut dengan late elderly.Â
Populasi penduduk lansia meningkat secara cepat di seluruh dunia. Jumlah penduduk lansia (65 tahun atau lebih) diperkirakan akan meningkat 25 tahun kedepan sebesar 72 juta orang dan menduduki 20% dari populasi di Amerika Serikat pada tahun 2030. Berdasarkan data suatu proyeksi penduduk di Indonesia pada tahun 2017, diperkirakan terdapat 23,66 juta jiwa penduduk lansia (9,03%).Â
Diperkirakan untuk tahun berikutnya akan mengalami peningkatan prediksi pada tahun 2020 mencapai 27,08 juta jiwa, tahun 2025 Â menjadi 33,69 juta jiwa, tahun 2030 mencapai 40,95 juta jiwa, dan tahun 2035 diperkirakan mencapai 48,19 juta jiwa (Sunarti et al., 2019).
Seiring bertambahnya usia pada lansia banyak sekali masalah kesehatan yang mudah terjadi pada lansia salah satunya adalah efek penuaan pada persarafan intrinsik dan ekstrinsik (yaitu simpatik dan para simpatik) dari saluran pencernaan, didaptkan hasil bahwa usia mempengaruhi adanya penurunan fungsi neuron yang mempersarafi saluran gastrointestinal.Â
Hal ini menunjukan penurunan fungsional pada sistem saraf otonom pada saluran gastrointestinal  bekaitan erat dengan bertambahnya usia. Masalah penurunan struktur dan fungsi pada sistem gastrointestinal salah satunya adalah masalah konstripasi (Phillips & Powley, 2007).
Konstipasi atau impaksi fekal didefinisikan sebagai gangguan buang air besar pada lansia yang berhubungan dengan asupan lansia itu sendiri seperti kurangnya supan serat, kurangnya minum, atau penggunaan obat-obatan tertentu. Karena penyebab tersebut terjadilah masalah pengosongan isi usus yang menjadi sulit terjadi atau isi usus yang menjadi tertahan, waktu pengosongan lambung menjadi lebih lama, peristaltik usus melemah dan kemampuan absorbsi yang menurun. Pada keadaan konstipasi feses di dalam usus menjadi keras dan kering dan pada keadaan yang berat dapat terjadi akibat yang lebih berat berupa penyumbatan pada usus disertai rasa sakit pada daerah perut. Batasan kondisi konstipasi klinis yang sesungguhnya adalah ditemukannya sejumlah besar feses memenuhi ampula pada rektum pada timbunan tinja pada kolon, rektum, atau keduanya yang tampak pada foto polos perut (Sunarti et al., 2019)