Secara pandangan orang awam, rencana resufle menteri kali tambah bikin aneh. Semua kelompok seakan menyandera dengan kepentingannya.
Andai saja ketika masa jabatan presiden dimulai, visi partai melebur jadi satu, tujuan berbangsa yang ada di Pembukaan UUD 45. Biarpun wakil mereka ada di kementrian, otomatis ada di bawah komando Presiden.
Namun gambaran itu seakan terkoyak dengan isu isu Korupsi. Korupsi itu jahat! Mengkhianati hak rakyat. Coba saja kasus Gayus, Kasus Wisma Atlet, Kasus Uang di Kardus Duren, diributkan dengan tendensi melindungi pencitraan.
Bagaimana rasa bangga sebagai pembayar pajak yang taat diledek dengan pelesiran Gayus. Rasa bangga rakyat dengan menjadi tuan rumah Sea Games dipelintir dengan uang komisi yang menjadi obyek Nazarudin. Bagaimana masalah tenaga kerja outsourching dikesampingkan dulu dan membiarkan konon uang pinjaman untuk THR menyerobot perhatian.
Boros waktu, boros kejujuran semu hanya untuk mengelak untuk mempertahankan pencitraan.
Maunya siapa kita berkutat pada masalah laten seperti ini ? Korupsi itu jahat dan Koruptor itu lebih jahat dan biangnya jahat adalah yang bisa menghukum karena kewenangannya hanya diam atau menghukum lebih ringan si maling ayam.
Dihitung dari kerugian material, seekor ayam dapat dikonsumsi lebih kurang sepuluh orang, tapi koruptor merugikan berapa orang kalau kita sebut 1 trilyun.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI