Transformasi digital UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) di Indonesia adalah keharusan dalam menghadapi era Industri 4.0. Teknologi digital mengubah cara bisnis dan membuka banyak peluang baru. Transformasi ini, bagaimanapun, bukanlah proses yang mudah. Dalam hal ini, pendekatan design thinking sangat penting.
solusi digital yang relevan dan berkelanjutan.
.Metode inovasi yang berpusat pada manusia, desain thinking menekankan pemahaman menyeluruh tentang kebutuhan pengguna. Empati, definisi, ideasi, prototipe, dan pengujian adalah lima langkah dalam pendekatan ini. Dalam konteks bisnis kecil dan menengah (UMKM), design thinking dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk membuat
Memahami Konsumen dan UMKM
Banyak UMKM di Indonesia masih beroperasi secara tradisional, dan mungkin menghadapi kesulitan dalam mengadopsi teknologi baru. Tahap pertama dalam design thinking adalah empati, yaitu memahami kebutuhan dan kesulitan yang dihadapi oleh pelanggan dan pelaku UMKM. Kita dapat membuat solusi digital yang sangat bermanfaat dan mudah digunakan dengan mendengarkan dan mempertimbangkan kekhawatiran mereka.
Mengidentifikasi masalah utama.
Langkah berikutnya setelah memahami kebutuhan adalah menentukan masalah utama yang dihadapi oleh UMKM. Misalnya, banyak UMKM menghadapi masalah dalam mengelola inventaris secara efisien atau memasarkan produk mereka secara online. Dengan mendefinisikan masalah secara jelas, kita dapat fokus pada pembuatan solusi yang tepat sasaran.
Menghasilkan solusi inovatif
Selama fase ide, berbagai solusi inovatif dibuat untuk masalah yang telah didefinisikan. Untuk bisnis kecil dan menengah (UMKM), ini bisa berarti membuat platform e-commerce yang mudah digunakan, aplikasi manajemen inventaris, atau alat pemasaran digital yang murah. Untuk memastikan bahwa solusi yang dihasilkan memenuhi kebutuhan mereka, sangat penting bagi pelaku UMKM untuk terlibat dalam proses ideasi ini.
Periksa dan perbaiki solusi
Membuat prototipe dan menguji solusi potensial adalah langkah berikutnya. Dengan bantuan protokol, kami dapat menguji solusi pada skala kecil dan mengumpulkan umpan balik dari pengguna. Tahap pengujian ini sangat penting untuk menemukan kekurangan dan memperbaiki solusi sebelum dirilis secara luas.
Implementasi adalah tahap terakhir setelah solusi diuji dan diperbarui. Metode design thinking memastikan bahwa produk telah melalui berbagai tahapan uji coba dan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Selain itu, skalabilitas solusi sangat penting untuk dipertimbangkan, sehingga UMKM dapat dengan mudah mengembangkan penggunaan teknologi seiring dengan pertumbuhan bisnis mereka.
Transformasi digital UMKM di Indonesia memerlukan pendekatan yang tepat dan berpusat pada manusia. Design thinking memberikan kerangka kerja yang efektif untuk membuat solusi digital yang relevan, mudah diadopsi, dan berkelanjutan. UMKM dapat sukses dalam era digital dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan dengan berfokus pada empati, definisi masalah, ideasi, prototipe, dan pengujian.
Daftar Pustaka
Brown, T. (2008). Design Thinking. Harvard Business Review. Diakses dari: https://hbr.org/2008/06/design-thinking.
Dam dan Siang (2020). Apa itu Design Thinking, dan Mengapa Sangat Populer? Fakultas Desain Interaksi. Diambil dari artikel berikut: https://www.interaction-design.org/literature/article/what-is-design-thinking-and-why-is-it-so-popular.
Republik Indonesia, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (2021). Sumber: Kemenkop UKM (https://www.kemenkopukm.go.id/uploads/laporan/2021/11/Laporan_Transformasi_Digital_UMKM.pdf).
Ries, E. The Lean Startup: How Today's Entrepreneurs Use Continuous Innovation to Build Radically Successful Businesses. Crown Business.
Schaefer, S. Konsep Desain untuk Pengusaha dan Perusahaan Kecil Sebagai referensi dari Forbes, dapat ditemukan di sini: https://www.forbes.com/sites/simonmainwaring/2018/03/01/why-design-thinking-is-the-future-of-business/?5a0bfe9074d4)
Tentang Penulis
Adi Satrio seorang mahasiswa yang tinggal di Brebes. Dia saat ini berada di semester kedua di Universitas Pancasakti Tegal, di program studi Bisnis Digital. Adi memperluas pengetahuan dan pengalamannya dengan mengikuti seminar ekspor yang diadakan oleh PPEI di Jakarta pada tahun 2022. Adi bukan hanya seorang mahasiswa, dia juga bekerja sebagai fotografer pernikahan, menggunakan kemampuan fotografinya untuk mengabadikan momen penting dalam kehidupan orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H