Mohon tunggu...
Adi Satrio
Adi Satrio Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Universitas Pancasakti Tegal

Adi Satrio seorang mahasiswa yang tinggal di Brebes. Dia saat ini berada di semester kedua di Universitas Pancasakti Tegal, di program studi Bisnis Digital. Adi memperluas pengetahuan dan pengalamannya dengan mengikuti seminar ekspor yang diadakan oleh PPEI di Jakarta pada tahun 2022. Adi bukan hanya seorang mahasiswa, dia juga bekerja sebagai fotografer pernikahan, menggunakan kemampuan fotografinya untuk mengabadikan momen penting dalam kehidupan pasangan pengantin baru

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Transformasi Digital UMKM di Indonesia: Desain Thinking sebagai Kunci Keberhasilannya

11 Juli 2024   16:12 Diperbarui: 11 Juli 2024   16:14 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
revolusi-digital-umkm-lokal

Transformasi digital UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) di Indonesia adalah keharusan dalam menghadapi era Industri 4.0. Teknologi digital mengubah cara bisnis dan membuka banyak peluang baru. Transformasi ini, bagaimanapun, bukanlah proses yang mudah. Dalam hal ini, pendekatan design thinking sangat penting.

.Metode inovasi yang berpusat pada manusia, desain thinking menekankan pemahaman menyeluruh tentang kebutuhan pengguna. Empati, definisi, ideasi, prototipe, dan pengujian adalah lima langkah dalam pendekatan ini. Dalam konteks bisnis kecil dan menengah (UMKM), design thinking dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk membuat solusi digital yang relevan dan berkelanjutan.


Memahami Konsumen dan UMKM

Banyak UMKM di Indonesia masih beroperasi secara tradisional, dan mungkin menghadapi kesulitan dalam mengadopsi teknologi baru. Tahap pertama dalam design thinking adalah empati, yaitu memahami kebutuhan dan kesulitan yang dihadapi oleh pelanggan dan pelaku UMKM. Kita dapat membuat solusi digital yang sangat bermanfaat dan mudah digunakan dengan mendengarkan dan mempertimbangkan kekhawatiran mereka.

Mengidentifikasi masalah utama.

Langkah berikutnya setelah memahami kebutuhan adalah menentukan masalah utama yang dihadapi oleh UMKM. Misalnya, banyak UMKM menghadapi masalah dalam mengelola inventaris secara efisien atau memasarkan produk mereka secara online. Dengan mendefinisikan masalah secara jelas, kita dapat fokus pada pembuatan solusi yang tepat sasaran.

Menghasilkan solusi inovatif

Selama fase ide, berbagai solusi inovatif dibuat untuk masalah yang telah didefinisikan. Untuk bisnis kecil dan menengah (UMKM), ini bisa berarti membuat platform e-commerce yang mudah digunakan, aplikasi manajemen inventaris, atau alat pemasaran digital yang murah. Untuk memastikan bahwa solusi yang dihasilkan memenuhi kebutuhan mereka, sangat penting bagi pelaku UMKM untuk terlibat dalam proses ideasi ini.

Periksa dan perbaiki solusi

Membuat prototipe dan menguji solusi potensial adalah langkah berikutnya. Dengan bantuan protokol, kami dapat menguji solusi pada skala kecil dan mengumpulkan umpan balik dari pengguna. Tahap pengujian ini sangat penting untuk menemukan kekurangan dan memperbaiki solusi sebelum dirilis secara luas.

Implementasi adalah tahap terakhir setelah solusi diuji dan diperbarui. Metode design thinking memastikan bahwa produk telah melalui berbagai tahapan uji coba dan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Selain itu, skalabilitas solusi sangat penting untuk dipertimbangkan, sehingga UMKM dapat dengan mudah mengembangkan penggunaan teknologi seiring dengan pertumbuhan bisnis mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun