DIA kembali bertanya, “Jika kamu ditakdirkanbisu, adakah kamu masih memuji-KU?”. Bagaimana aku memuji tanpa suara? Aku berfikir…Allah Maha Mengetahui kita memuji-Nya dari dalam hati dan jiwa kita, tak penting bagaimanapun bunyinya. Aku menjawab, “Sungguhpun aku tak sanggup membunyikan pujian untuk-Mu, aku akan tetap memuji-Mu.”
Dan DIA kembali bertanya… “Apakah kamu benar-benar mencintai-Ku?”
Dengan nada tegas dan yakin aku menjawab, “Benar Tuhanku, aku mencintai-Mu, karena Engkaulah satusatunya Tuhanku, Tuhan yang sebenarnya patut disembah.”
Aku berfikir jawabanku itu, adalah jawaban paling tepat, tetapi DIA kembali bertanya,“Kalau begitu kenapa kamu masih melakukan dosa?”Aku pun menjawab, “Karena aku hanya manusia biasa yang selalu lalai, tidak sempurna dan tidak dima’sum.” DIA pun berkata, “Kalau begitu, kenapa kau tatkala senang dan gembira…kamu melupakan-KU? Jauh dari-KU? Dan kenapa ketika susah, kekurangan, dan meminta pertolongan…kamu terus ingat pada-KU. Kamu dekat dan merayu pada-KU?.”
Aku tak mampu berkata-kata apa pun. Yang kusadari, tetesan hangat turun membasahi pipiku.
DIA sambung kembali, “Mengapa kamu berbuat demikian…, kamu sujud terhadap-KU, kemudian membelakangi-KU? Tidak pedulikan AKU? Mengapa kamu hanya datang ketika ingat saja? Mengapa kamu meminta dangan segala yang sempurna dan baik dan mementingkan diri sendiri?Mengapa kamu meminta pada-Ku sementara kamu tidak setia pada-KU?“
Kurasakan titisan hangat itu deras membasahi pipiku.
Mengapa kamu, malu kepada-KU? Mengapa kamu tak mau menyebarkan suruhan-KU? Mengapa ketika dizalimi kamu mengadu pada orang lain, semntara Aku selalu mendengar segala rintihanmu? Mengapa kamu sering membuatalasanketika AKU memberimu peluang untuk dekat dengan-KU?
Kuberanikan bibir ini untuk menjawab semua pertanyaan bertubi-tubi itu, tapi tak sanggup. Lidahku yang selalu lancar kini kelu untuk berucap, otak berlari mencari jawaban, tapi tak ada satu pun jawabannya.
DIA kembali berkata, “Setiap kali AKU berkata-kata kau tutup telingamu, setiap AKU memberikan berbagai rahmat dan nikmat kau berpaling dari-KU dan tak ingin melihat-KU.”
“AKU turunkan pesuruhku, tetapi kau tidak memperdulikannya, dan meninggalkan sunnahnya. AKU dengar segala pinta dan rayumu kepada-Ku, dan AKU kabulkan dalam berbagai cara. Kini…adakah kamu mencintai-KU?”