Mohon tunggu...
sevty purwaningsih
sevty purwaningsih Mohon Tunggu... -

mahasiswi di universitas swasta di bogor yang bercita-cita ingin membangun pribadi dan masyarakat yang lebih baik dan islami

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Aku dan Dia

2 Februari 2012   10:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:09 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

..bismillahirrohmaanirrohim,,

Mari kita renungkan dan fikirkan sahabatku…
Sejauh mana kita mencintai Allah
Tuhan Yang Maha Agung??


Suatu senja, aku diberi kesempatan melihat lembayung-Nya. Berkesempatan melihat mentari senja hangat-Nya kembali menghilang di horizon…

Hmm *tersenyum**…kecantikan alam-Nya memang tiada tandingannya.

Aku perhatikan, dan terucaplah pujian untuk-Nya atas segala keindahan.

Aku duduk dan terasalah akan kehadiran-Nya…

DIA bertanya kepadaku “Adakah kamu mencintai AKU?” Aku menjawab, “sudah tentu! Engkaulah penciptaku, apalah aku kalau tidak mencintai-Mu”. Kemudian DIA bertanya lagi, “Jika kamu ditakdirkancacat, apakah kamu masih mencintai-KU?”

Aku terdiam seketika. Aku lihat tangan, kaki, dan seluruh anggota badanku. Aku teringat setiap kerjaku, yang mustahil dilakukan tanpa anggotaku ini, yang kusadari pentingnya. Kemudian aku menjawab, “Tentunya jika demikinan  sulit, aku akan tetap mencintai-Mu.”

Kemudian DIA bertanya lagi, “Jika kamu ditakdirkanbuta, adakah kamu akan menyayangi segala ciptaan-KU?”. Bagaimana mungkin aku mencintai sesuatu yang tidak aku lihat? Kemidian aku berfikir, …banyak oramg yang ditakdirkan buta didunia ini, dan mereka masih mencintai Allah dan segala ciptaann-Nya. Kemudian aku menjawab “Amat sukar bagi diriku membayangkan diriku dalam keadaan serupa, namun akau akan tetap mencintai-Mu ya Allah.”

DIA bertanya lagi, “Jika kamu ditakdirkantuli, apakah kamu akan tetap mendengar apa kata-kata KU?”. Bagaimana aku mendengar jika aku tuli? Kemudian aku tersadar, mendengar tidak hanya mesti dengan telinga, tetapi dengan hati. Aku menjawab, “Walaupun takdir itu amat berat bagiku, namun aku akan tetap mencintai-Mu.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun