Mohon tunggu...
sevty purwaningsih
sevty purwaningsih Mohon Tunggu... -

mahasiswi di universitas swasta di bogor yang bercita-cita ingin membangun pribadi dan masyarakat yang lebih baik dan islami

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Syubhat Sekitar Masalah Jilbab

1 Februari 2011   08:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:00 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  • Dalam masalah jilbab ada beberpa perasalahan yang sering menjadi penghalang ataupun alasan bagi seorang muslimah untuk tidak memakai jilbab bahkan yang sudah mengenakan sekalipun banyak tidak jarang terkena syubhat yang tidak diragukan lagi bahwa seluruhnya sengaja dimunculkan oleh orang-orang yang tidak menginginkan kebaikan dan ingin menghancurkan moral umat islam terutama kaum wanita khususya. Pertama:Iman cukup didalam hati Tidak jarang atau bahkan banyak diantara kaum muslimin memahamai bahwa mengimani sesuatu yang diperintahkan oleh Allah dan rasulNya cukup dengan meyakini hal itu sebagai sebuah perintah tanpa ada kewajiban untuk mengamalkannya, keyakianan semacam ini jelas menyelisihi apa yang diyakini oleh Ahlu sunnah wal jama'ah bahwa iman adalah keyakinan dalam hati pengikraran dengan lisan kemudiaan dilaksanakan dengan anggota badan ketiga hal ini(keyakian hati, ucapan lisan dan amal jawarih) tidak bisa dipisah satu dengan yang lain karena merupakan satu kesatuan dari definisi iman itu sendiri.Orang yang memisahkan antara keyakinan dan amalan dalam mendefinisikan iman berarti telah terjerumus kedalam perbuatan bid'ah sebagaiamana yang dilakukan oleh orang-orang murji'ah yang berkeyakinan bahwa amal bukan merupakan bagian dari iman atau dengan kata lain amalan tidak mempengaruhi keimanan seseorang. Mengimani suatu kewajiban hanya dengan hati saja tidak akan mampu meyelamatkan pemiliknya dari neraka dan mendapatkan jannah.Orang yang yang mengatakan keimanannya dengan lidahnya tetapi tidak disertai dengan keikhlasan hatinya adalah orang-orang munafiq sehingga amalan-amalan yang dikerjakannya tidak lebih dari hanya sekedar gerakan anggota tubuh tanpa ruh yaitu ikhlash,balasan bagi orang-orang seperti ini adalah berada dilapisan neraka yang paling bawah ( An Nisa�:145).Dan sebaliknya orang-orang yang beriman hanya dengan hatinya tanpa disertai dengan amalan anggota tubuh adalah sama seperti keadaan iblis, karena iblis percaya dan yakin kepada kakuasaan Allah untuk menghidupkan dan mematikan sehingga dia meminta kematiannya ditangguhkan, dia juga percaya dengan hari kiamat akan tetapi amalannya menyesilihi apa yang diyakini didalam hatinya sehingga Allah memponisnya sebaagai orang kafir dan mengancamnya denga adzab neraka ( Al Baqarah:34), demikian juga halnya dengan perintah untuk memakai jilbab seorang muslimah tidak dikatakan mengimani ayat Allah yang memerintahkan untuk berjilbab sebelum ia melaksanakannya secara nyata sebagaiamana sorang siswa yang mendapat pekerjaan rumah dari seorang gurunya tidak dikatakan melaksanakan kewajiban dan terlepas dari hukuman apabila dia hanya meyakini tugas itu dengan hati tetapi tidak melaksanakannya. Kedua: Allah belum memberi hidayah Ketika seorang muslimah dihadapkan dengan suatu pertanyaan "mengapa anda belum memaki jilbab? Dengan ringan dia akan menjawab sebenarnya saya ingin sekali mengenakan jilbab akan tetapi apa hendak dikata Allah belum memberiku hidayah".Didalam Al Qur'an Allah telah menerangkan hidayah ada dua macam: Pertama: hidayah dilalah yaitu bimbingan atau petunjuk kepada kebenaran, hidayah ini juga disebut dengan hidayatul irsyad yaitu Allah dan rasulnya telah menerangkan dan menunjukkan kepada manusia tentang kebenaran dan kebatilan dan menunjukkan jalan yang menuju kearahnya,dalah hal ini manusia diberi kemampuan untuk berikhtiar (memilih) dengan konskwensi masing- masing. Kedua: Hidayah taufiq yaitu hidayah yang hanya khusus bagi Allah ta'ala Hidaayah ini adalah berupa penetapan dan pemeliharaan kebenran didalam hati seseorang, menjaganya dari berbagai penyimpangan, petolongan agar tetap meniti jalan kebenaran, kecintaan kepada iman, kebencian terhadap kekufuran dan kedurhakaan yang diberikan kepada orang- orang yang memenuhi seruan Allah dan mengiuti petunjukaNya. Dalam permasalahna ini mestinya sorang musliah harus beruasaha untuk mencari sebab-sebab yang bisa mendatang hidayah karena idak mungkin seorag hamba akan mendapatkan hidayah tanpa mau bersaha untuk mendapatakannya sebagaiamana seorang yang mengharapakan mendapatakan rizki mustahil akan mendapatkannya tanpa melalui usaha dengan melakukan hal-hal yang bisa mendukungnya mendapatakan rizki tersebut. Diantara hal- hal yang bisa mendatangkan hidayah adalah dengan cara menjauhi perbuatan- perbuatan yang dilarang oleh Alah karena tidak mungkin seseorang akan mendapatkan petunjuk sedangkan ia senatiasa tenggelam dalam perbuatan yang mendatangkan kemurkaan Allah subanahuwata'ala, melakukan amalan yang bisa menambah kedekatan kepada Allah,pandai memilih teman bergaul, selalu membaca dan mempelajari kitab Allah (Al Qur'an), mengikuti majlis-majlis dzikir dan nasihat diniyyah, banyak membaca buku-buku yang bisa menambah keiamanan dan lain sebagainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun