Mohon tunggu...
Sevtia Pianus
Sevtia Pianus Mohon Tunggu... wiraswasta -

melancholics human, Love Yoga, Instrument music, Love Book.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengunjungi Pekan Cinta Sejarah

8 Agustus 2014   04:36 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:06 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa itu Sejarah, jika kita melihat definisi sejarah dalam wikipedia maka akan tertangkap bahwa sejarah itu adalah apa yang telah dilakukan oleh manusia dan telah tercatat dalam catatan yang berupa tersirat maupun tersurat, dengan adanya sejarah kita bisa mengetahui apa yang telah terjadi dan apa yang dilakukan oleh orang-orang terdahulu sebelum kita ada, dalam sejarah banyak hal hikmah yang bisa diambil bak itu dari segi positif maupun negatif, dan tidak bisa dipungkiri jika bangsa ini dilahirkan oleh para-para pembuat sejarah yang hebat seperti apa yang dikatakan oleh Bung Karno "Jas Merah" Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah.

Pada awal pekan ini saya mengunjungi Pekan Cinta Sejarah di Kabupaten Tanah Datar, banyak stand-stand yang menghadirkan aroma sejarah baik itu sejarah nasional maupun sejarah lokal.

Dimulai pada Sejarah Nasional saya mengunjungi stand museum sumpah pemuda, ketika saya masuk dalam stand museum sumpah pemuda saya langsung merasakan aroma perjuangan para pemuda sebelum Indonesia merdeka, Pemuda-pemuda yang mulai berpikir untuk berjuang dengan akal dan pemikiran bukan berjuang dengan bambu rencong maka pada tanggal 20 Mei 1908 berdiri lah cikal bakal organisasi pemuda yang bernama Boedi Oetomo, dengan pendirinya R Soetomo bersama 8 orang temannya, setelah itu mulai lah bermunculan organanisasi-organisasi pemuda lainnya seperti Jong Java, Jong Sumatera, Jong Celebes, Jong Ambon, Jong Islamiete Bond, Jong Bataks Bond dan beberapa lain nya termasuk Pemoeda Indonesia dan Pemoeda kaoem Betawi.

Setelah saya berkunjung ke stand Museum Sumpah Pemuda, berlanjut saya berkunjung ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi, di stand ini saya mendapat kan banyak informasi tentang perumusan naskah proklamasi, dimana dirumuskan, rumah siapa tempat yang merumuskan dan siapa-siapa saja yang ikut merumuskan naskah proklamasi tersebut. Gedung tempat dirumuskan naskah proklamasi ini dahulunya ditempati oleh seorang laksama Jepang yang bernama Tadashi Maeda. Tadasi Maeda adalah kepala kantor penghubung antara angkatan laut dengan angkatan darat Jepang, dalam stand ini saya dapat melihat ruanga-ruangan yang dipakai untuk merumuskan naskah proklamasi tersebut, dimulai dengan ruangan tempat penkonsepan teks proklamasi, berlanjut dengan ruangan pengesahan naskah proklamasi sampai dengan ruangan pengetikan naskah proklamasi yang diketik oleh Sayuti Melik dan ditemani oleh B.M.Diah.

Kemudian saya berkunjung ke stand Museum Basuki Abdullah seorang maestro pelukis Indonesia, Basuki Abdullah adalah Putra dari Abdullah Suriosubroto ayahnya juga seorang seniman hebat baik itu melukis maupun menari dan Basuki Abdullah ini juga memiliki seorang kakek Tokoh Pergerakan Kebangkitan Nasional yang bernama Doktor Wahidin Sudirohusodo. Dalam stand ini saya dapat melihat sebagian dari lukisan-lukisan karya Basuki Abdullah seperti lukisan Bung Karno, lukisan Bung Hatta dan lukisan H. Agus Salim, beliau adalah pelukis dengan gaya lukisan yang realis dan naturalis.

Berlanjut ke stand berikutnya yaitu stand sejarah sawahlunto, ini adalah salah satu stand sejarah yang sangat menarik bagi saya karena kota sawahlunto ini lah dulunya terdapat tambang batubara terbesar ketika penjajahan Belanda, tambang ini dulunya di temukan oleh meneer Belanda pada tahun 1888, banyak sekali peninggal-peninggalan penjajah Belanda di Sawahlunto ini, maka tak heran jika pemerintah Sawahlunto memiliki tagline Sawahlunto Kota Wisata Tambang yang berbudaya, beberapa peninggalan sejarah di kota Sawahlunto ini adalah Stasiun Lama Sawahlunto, Gudang Ransum, Lubang Batubara Mbah Soero, Kantor batubara Ombilin, dan Santa Lucia, sebuah sekolah bagi kaum-kaum Belanda.

Selanjutnya adalah Stand Kepulauan Mentawai, stand ini sangat unik, karena memaparkan sisi kehidupan masyarakat mentawai yang masih dibalut dengan kehidupan primitif dalam stand ini berisi tentang seluruh macam-macam sisi kehidupan masyarakaat mentawai di mulai dari pakaiannya, alat masaknya, adat istiadatnya serta yang menyakut flora dan fauna di kepulauan Mentawai.

Masih ada beberapa stand-stand lainnya yang bisa dikunjungi dalam pekan cinta sejarah ini, seperti stand Cagar Budaya, Museum Wayang dan Stand sejarah lokal dari provinsi Sumatera Barat.

Diharapkan dengan adanya pekan cinta sejarah ini tidak hanya anak-anak sekolah saja yang datang unutk berkunjung akan tetapi masyarakat umum juga diharuskan untuk datang, karena dengan sejarah kita diajarkan untuk arif dan bijaksana dalam mengarungi kehidupa kedepan, serta sekali lagi Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah.

Batusangkar, 07 Agustus 2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun