Mohon tunggu...
Sevri Coa
Sevri Coa Mohon Tunggu... Editor - Alumnus STFK Ledalero

Sebagai salah satu pemuda di tapal batas, yang giat memperhatikan kehidupan sosial-budaya dan politik serta ikut berpartisipasi mengembangkan kemampuan literasi masyarakat tapal batas NKRI-RDTL sektor barat antara wilayah Nai'benu dan Oecusse.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Cerita dari Negeri Dingin Leolbatan, Antara Realitas dan Harapan

6 November 2022   10:45 Diperbarui: 6 November 2022   10:55 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, pengembangan wisata alam dan religi. Pesona alam di kampung tua ini pun memanjakan mata kita. Ada dua spot yang diburu para traveling yakni bukit cinta Leolbatan dan puncak Leolbatan. Bukit cinta Leolbatan menjadi spot untuk showfoto bagi kaum muda dan bagi siapa saja yang ingin memadu kasih dengan pasangannya. Di tempat tersebut juga orang biasa berburu senja di sore hari, yang buat hati terasa makin jatuh cinta, apalagi dengan kekasih.  

Lebih lanjut, ketika kita berada di puncak Leolbatan, saat arah pandangan kita ke timur, di sana kita akan menikmati keindahan sebuah padang nan luas, yang letaknya di titik garis perbatasan antara Timor Leste-Indonesia. 

Di sana juga kita akan melihat sebuah kampung kecil yang sering kali masyarakat setempat menyebutnya dengan nama Hale. Lalu saat arah pandangan kita menuju barat, di sana kita akan melihat sebuah tempat yang bersejarah dalam iman kekatolikan yakni Lifau, yang diyakini sebagai tempat pertama bangsa Portugis mendarat dan menyebar-luaskan agama Katolik di pulau Timor. 

Sedangkan jika kita mengarahkan pandangan mata kita ke bagian utara, di sana kita akan melihat sebuah gunung yang terbentang panjang dari desa Manamas sampai Oecusse. Menurut masyarakat setempat, gunung tersebut biasanya disebut dengan nama gunung Faunoem. Dan pada saat arah pandangan kita ke bagian selatan, maka di sana kita akan melihat wilayah Bitefa dan Napan. 

Kemudian di atas puncak Leolbatan bertahta patung Bunda Maria. Orang Leolbatan menyebutnya dengan nama Santuariu Nossa Senhora  de Graca Leolbatan. Orang-orang yang berkunjung ke puncak Leolbatan ini bukan hanya untuk menikmati keindahan tetapi membawa wujud mereka dalam doa di bawah kaki Bunda Maria karena masyarakat setempat percaya bahwa Bunda Maria, Bunda Peziarah sebagai pelindung dan pemberi berkat bagindup.

Jadi, pada saat ini kampung tua yang disebut Leolbatan sedang menata diri dalam berbagai aspek kehidupan bahkan sudah menjadi daya tarik tersendiri bagi orang-orang Timor Leste khususnya orang-orang Oecusse sampai ke orang-orang Naibenu-Indonesia. 

Harapan pun kian membara akan datangnya perubahan melalui konsep out of the box sehingga makin banyak tercipta kreativitas demi menata kampung tua ini menuju perubahan dan berdaya saing di era global. Terutama menjadi beranda perbatasan di negeri Timor Leste yang elegan.  

Penulis: Sevri Koa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun