Kualitas pendidikan di Indonesia masih belum merata. Terdapat banyak sekolah-sekolah yang tidak mendapatkan fasilitas yang layak dan memadai, khususnya sekolah-sekolah yang terletak di pelosok Indonesia. Akses yang terbatas untuk dijangkau membuat beberapa sekolah yang terletak di pelosok Indonesia mengalami ketertinggalan dari sekolah-sekolah yang terletak di perkotaan. Padahal demi kepentingan bangsa, seluruh sekolah seharusnya memiliki hak yang sama dan merata. Karena, pada dasarnya pendidikan merupakan hal paling penting yang harus diperhatikan untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam hal tersebut, pemerintah dari setiap daerah seharusnya menaruh perhatian penuh pada perkembangan dan kelayakan setiap sekolah.
Seperti halnya yang dialami oleh sekolah yang terletak di kawasan terdampak pembangunan Bendungan Jatigede, khususnya di SDN Cisema, desa Pakualam, Kabupaten Sumedang (15/05/2023). Di samping dari sedikitnya jumlah siswa yang terdaftar di SDN Cisema, minimnya tenaga pendidik yang mengajar di SDN Cisema membuat kondisi pendidikan di SDN Cisema perlu diperhatikan. Hanya terdapat 8 tenaga pendidik yang mengajar di SDN Cisema, dimana hal tersebut menjadi faktor ketertinggalan di SDN Cisema, termasuk dari siswa yang tidak dapat mempelajari mata pelajaran bahasa Inggris, dan olahraga karena tidak adanya tenaga pendidik yang memiliki kompetensi khusus di bidang tersebut. Hal tersebut menjadi penyebab para siswa dan siswi selalu berada di luar kelas ketika jam pelajaran bahasa Inggris dan olahraga.
"Ya beginilah keadaan disini, jauh kemana-mana, fasilitas masih kurang. Saya harap ada bantuan dari luar seperti tenaga pendidik tambahan untuk mengajar bahasa Inggris/olahraga." Ujar Bapak Ujeng salah satu orang tua murid SDN Cisema.
"Besar harapan kami, pemerintah dapat menaruh perhatian pada hal tersebut sehingga siswa dan siswi di SDN Cisema dapat mempelajari pelajaran bahasa Inggris yang merupakan bahasa internasional yang perlu dikuasai oleh semua orang pada saat ini, mengingat SDN Cisema juga terletak di kawasan wisata Waduk Jatigede. Maka dari itu penting bagi siswa dan siswi untuk mempelajari bahasa Inggris agar dapat mengembangkan wisata Waduk Jatigede secara global dan dapat dikunjungi oleh wisatawan asing." Ujar Yayu Cahyudin selaku Ketua P2MB Desa Pakualam.
Penulis Sevilla Resta Permata dan Salma Rezky Shofiyyah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H