Ini tentunya menjadi motivasi yang cukup realistis untuk terus berjuang mencari cara menggapai mimpi meskipun sering kali tak memiliki privilese ekonomi, terutama dari orang tua atau wali. Sebab, meraih mimpi dalam kehidupan tak hanya tentang privilese kecukupan finansial, melainkan juga kemampuan bersosialisasi dan tekad berjuang yang baik.Â
Kini, kita telah paham bahwa status sosial dan ekonomi akan sangat mempengaruhi motivasi dalam hidup. Sebagai langkah perjuangan, Rafi menyebut, tetap mengusahakan salah satu dari dua privilese adalah cara yang dapat diambil. Meskipun bernamakan privilese, modal sosial dan kecukupan finansial pada nyatanya adalah dua hal yang dapat kita usahakan.Â
Ilustrasi: Pexels/Brett SaylesÂ
"Saya pun termasuk yang struggle (berjuang), deh, di luar dua hal itu ... Saya gak begitu punya status sosial yang tinggi, gak punya ekonomi yang tinggi juga. Saya mencoba meraih privilese dengan cara lain. Menurut saya, tetap bisa dapat, kok," sebutnya.Â
Hal ini berkaitan dengan mengusahakan kewajiban yang telah menjadi tanggungan kita. Beberapa contoh yang bisa dipraktikkan adalah mengerjakan tugas dengan rajin dan teratur meski masih banyak salah, banyak berinteraksi dengan individu lain, menjalin hubungan yang baik dengan guru, kakak kelas, atau mentor, mengikuti les berbayar atau workshop tertentu, hingga memanfaatkan teknologi yang tepat untuk membantu menyelesaikan tugas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI