Mohon tunggu...
Aida Sevi Ivana
Aida Sevi Ivana Mohon Tunggu... Lainnya - Al-Falah 🌻

Kotak penuh rahasia untuk menyimpan takdir hidup -kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sang Kapten

27 Januari 2021   15:50 Diperbarui: 29 Januari 2021   11:51 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengembaraku kini berkelana dengan kapalnya

Biri-biri tak lagi jadi pengikut di buntutnya 

Nahkoda pun jadi kedudukan tak bermahkota

Bertarung melawan bena

Menyeberangi tiap daratan bentala di ujung samudra

Menyusur dengan terombang-ambing, 

terbengkalai dimakan bayu bahar

Ia rapuh, terkadang

Layu sebab api diantara luasnya bayu dunia

Gelap pekat, tanpa rembulan

Hanya menggenggam kusuma yang harap kanberi rembulan

Dingin menggigil

Menghujam bagai hujan yang di rindu Juni

Ia pun bersandar pada kawan yang ia bawa-aku bahkan semesta berharap itu tak hanya sesaat namun hingga penjelajahannya tuntas usia-

Ia takluk pada kusumanya

Dan ia juga menakluk pada kembaranya

Semoga sukses, Kapten-sebut saja begitu, bukankah itu diksi yang tepat untuk sepertinya-

Selamat pada hari keberangkatanmu, 

sejarah muda dalam pengarunganmu

Lanjutkan pengarunganmu, 

akan kutemani hingga tuntas usaiku

-adsv.15/Sep/2019

In living memory

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun