Mohon tunggu...
SeverinoLH
SeverinoLH Mohon Tunggu... Freelancer - Active Talker

Digital Media Strategy

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stigma Buruk Warga Net Indonesia

1 Oktober 2020   22:18 Diperbarui: 1 Oktober 2020   22:24 5278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perisakan secara daring terhadap negara Vanuatu di akun instagram @vanuatuislands oleh warga net Indonesia tengah menjadi sorotan. Sentimen warga net Indonesia terhadap negara Vanuatu bermula oleh viralnya perdebatan di sidang PBB baru-baru ini. 

Vanuatu mengecam adanya tindakan pelanggatan HAM yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia terhadap masyarakat Provinsi Papua Barat. Namun, kecaman itu ditangkis oleh perwakilan Indonesia di sidang tersebut. 

Oleh karena maraknya cuplikan video perdebatan di sidang PBB tersebut di berbagai media sosial, warga net Indonesia memanas. Secara berbondong-bondong banyak penghinaan yang diutarakan oleh warga net Indonesia terhadap Vanuatu. 

Kebiasaan penyerangan secara daring ini merupakan bentuk penggambaran dari citra buruk literasi dan adab warga net Indonesia. Penyerangan secara daring bukan kali ini pertama terjadi. 

Reymar Martin juga pernah diserang oleh warga net wanita Indonesia. Boyband asal Korea Selatan, BTS, juga pernah diserang oleh warga net pria Indonesia. Dan sebelum ini ada Han So Hee, yang dihujat habis-habisan oleh warga net minus intelek dan adab. 

Warga net Indonesia sudah mendapat cap buruk oleh masyarakat dunia. Beberapa waktu yang lalu juga sempat heboh wacana di luar negeri yang beramai-ramai menyudutkan wanita Indonesia. 

Stigma buruk sudah terlanjur melekat oleh banyak warga net Indonesia yang berkelakuan buruk. Bahkan warga net Indonesia yang tak pernah membuat masalah pun ikut terkena imbasnya oleh stigma buruk ini. 

Apakah hal seperti ini akan terus berlanjut? Sayangnya, saya menduga ini akan terus berlanjut sampai waktu yang tak dapat dipastikan. Stigma buruk terhadap warga net Indonesia akan terus ada, didukung dengan kelakuan warga net-nya yang mengamini stigma tersebut yang tak lekang oleh waktu. 

Sedikit cerita intermezo, di media sosial tiktok Indonesia pun, sudah banyak racun-racun yang menyebar. Warga net yang sebelumnya bermain di tiktok untuk bisa menapaki media sosial yang menghibur kini berhadapan dengan para penyusup. 

Para kreator konten yang sebelumnya berjuang dengan membuat konten hiburan fan edukasi juga sering dibuat tenggelam oleh banyaknya konten-konten sampah. 

Kini, sejumlah kreator masih terus berjuang untuk menjaga ekosistem tiktok yang ramah dan aman dengan mengusung tagar #bringbackoldtiktok. 

Dari sudut pandang saya, teguran tegas pemerintah juga perlu dilibatkan untuk memberantas kelakuan buruk warga net Indonesia yang menjamur ini.

Saya mencita-citakan Indonesia dikenal sebagai negara yang tangguh, bukan sebagai negara dengan mulut pedas berotak sampah, seperti stigma yang sudah ada saat ini. 

Marahnya pak Jokowi mungkin ampuh untuk menyadarkan warga net Indonesia yang liar ini, yang kebanyakan pula ternyata menggunakan akun palsu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun