Mohon tunggu...
SeverinoLH
SeverinoLH Mohon Tunggu... Freelancer - Active Talker

Digital Media Strategy

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Anjay, Mati Satu Menyusul Seribu

3 September 2020   00:04 Diperbarui: 2 September 2020   23:51 18346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merujuk pada larangan kata "anjay" sebagai kata yang tidak pantas, saya merasa sangat gelisah. Hal ini lantaran sehari-hari saya terbiasa mengucapkan kata itu saat mengobrol dengan teman-teman. 

Saya khawatir ketika saya keceplosan mengucapkannya, tiba-tiba saya diringkus oleh petugas yang datang dari berbagai arah mata angin. Lalu saya dibawa ke persidangan untuk dijatuhi sanksi berupa kurungan atau denda. 

Tapi kalau punya uang, mungkin saya bisa main salam tempel ke petugas yang meringkus saya agar selesai di tempat. 

Maka dari itu saya coba untuk merubah kebiasaan mengucapkan kata anjay saat berkumpul bersama teman-teman saya yang barbar. Mungkin saya coba pakai kata "anjing", "asu", "anjrit", "jancuk", atau masih banyak lagi. 

Yang dilarang cuma kata "anjay", kan? Maka, selain kata itu tidak akan mendapat masalah. Seharusnya sih begitu, hehehe. 

Tapi feel-nya tidak akan sama. Yang tadinya berekspresi canda justru akan jadi negatif. Mana ada saya kalau marah pakai kata "anjay", saya pasti pakai kata "anjing". 

Konotasinya sudah berbeda, meski merujuk pada objek yang sama. Sebaliknya, kalau saya memarahi orang lain dengan kata "anjay", kesannya malah saya sedang setengah-setengah marahnya. 

Tapi, kalau dipikir-pikir, dari satu kata ini saja yang dipermasalahkan, bukankah ada kemungkinan nanti kata-kata lainnya akan ikut dilarang. Lalu nanti akan muncul vokabulari kata-kata terlarang. 

Hingga pada akhirnya kita akan kehabisan vokabulari di kamus kita. 

Mungkinkah pada suatu masa nanti kita justru tidak lagi berkomunikasi secara verbal? Kita akan beralih menggunakan bahasa nonverbal, bahasa isyarat misalnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun