Mohon tunggu...
SeverinoLH
SeverinoLH Mohon Tunggu... Freelancer - Active Talker

Digital Media Strategy

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Perjuangan Perih Para Atlet Indonesia

3 Desember 2019   18:48 Diperbarui: 3 Desember 2019   18:49 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TopSkor (topskor.id)

SEA Games 2019 menyimpan berbagai cerita perih dari beberapa atlet Indonesia. Tekad yang kuat menguatkan mereka untuk terus berlaga memberikan yang terbaik. Perjalanan dan perjuangan yang panjang pra SEA Games 2019 yang selama ini mereka lalui mereka persembahkan untuk negeri tercinta, Indonesia. 

Baru saja kita menerima dua medali emas dari cabang olahraga wishu putra yang dipersembahkan oleh Edgar Xavier Marvelo. Beberapa jam sebelum pertandingan ayahnya mengehmbuskan nafas terakhir. 

Edgar terus menguatkan diri melawan kesedihan yang amat dalam yang dialaminya menjelang final wushu putra di World Trade Center, Manila. Dua medali emas telah ia persembahkan untuk ayah tercinta. Publik ikut bersimpatik dengan duka yang dialami oleh Edgar. Kolom komentar di instagramnya dipenuhi dukungan terhadapnya. Suka dan duka dalam satu genggamannya. 

Dari nomor nandao/nangun combine putra, Harris Horatius mempersembahkan medali perak. Dalam keadaan sakitnya ia tetap berlaga memberikan performa maksimal. Pada saat berkompetisi ia masih memiliki cidera di lengan kirinya. Terdapat tujuh jahitan, luka terkena golok. Meski demikian, ia tetap bisa tampil dengan baik hingga meraih medali perak untuk dipersembahkan bagi Indonesia. 

Dari cabang balap sepeda, Tiara Andini Prastika menyabet medali perak. Atlet balap sepeda ini tampil dengan jari kelingking yang patah. Jari kelingkingnya patah ketika melakukan latihan dengan uji coba di trek. Meski sempat diwanti-wanti oleh pihak manajemen, Tiara memutuskan untuk tetap maju berkompetisi di kompetisi downhill putri.  

Semangat yang kuat dari para atlet Indonesia ini patut diacungi jempol. Dalam kondisi yang buruk sekalipun mereka tetap memacu dirinya agar tidak melemah, agar dapat mempersembahkan medali bagi yang tercinta. Luka dan perih yang menyertai kontingen Indonesia tidaklah merupakan kesia-siaan. Peluh dan darah yang telah mereka tumpahkan memberi kehormatan dan mengharumkan nama bangsa Indonesia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun