Saya sederhana sekaligus rumit,
Seorang wanita yang terlampau sempit,
Saya sepedas kritik sekaligus sensitif,
Seorang wanita yang bermetafora positif,
Saya tak menarik pun tertarik pada mulut-mulut busuk,
Seorang wanita yang pandai mengelabuhi warna,
Dibalik tabir tabiat dan kilauan permata.
Dia berkata, saya tak ada bedanya,
Padahal saya hanya manusia rupa-rupa,
berpura-pura terselubung dibalik cita dan citra.
Saya bukan orang suci juga pendosa,
Saya hanya seorang pendiam dalam pengamatan,
Saya tak takut menjadi bodoh, tidak seperti kau, dan kalian,
Saya tak lagi hilang seperti kau, dan kalian,
Saya telah menemukan kedamaian sekarang.
Saya seunik itu sejak lama,
Saya seramah sekaligus semarah pada manusia sok sempurna yang tak mampu bercermin,
dan mengalami kebutaan batin sejak dini.
Saya seromantis dan sedingin itu.
Ditulis dalam kertas memo,
SMD, Kamis, 08 September 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H