Mohon tunggu...
Seven Gulo
Seven Gulo Mohon Tunggu... Desainer - Mahasiswa

Tatarias

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Allah yang Dapat Dikenal dan Tidak Dapat Dikenal

3 Oktober 2023   21:17 Diperbarui: 3 Oktober 2023   21:28 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ketika kita membahas tentang Allah. Apa yang muncul dipikiran saudara-saudara, ketika berbicara siapa itu Allah? Mungkin banyak argumen yang muncul untuk menjelaskan siapa itu Allah. Dalam dunia teologi sekali pun, masih diperdebatkan oleh beberapa orang. 

Mengapa? Mungkin tidak mengenal siapa itu Allah? Mungkin masih mempertanyakan, seandainya Allah itu ada mengapa masih ada kejahatan, mengapa masih ada kemiskinan? Katanya Allah itu baik, Allah itu kasih, Allah itu maha pemurah, Allah itu Adil, Allah itu mahatahu. Lalu dimana dimana sok-sok Allah dalam hal ini? 

Jika Dia maha pemurah dan penyayang, tidak mungkin ada kemiskinan dan penderitaan yang ditanggung oleh umat manusia. Dalam memahami Allah, memang sulit tetapi sangat mungkin mengenal-Nya melalui Alkitab yang dipercaya oleh orang Nasrani bahwa itu Firman Allah. Oleh sebab itu Tulisan dari John M. Frame menguraikan beberapa fakta dalam mengenal dan memahami Allah:

a. Setiap orang mengenal Allah

Dalam hal ini, dia menjelaskan bahwa setiap orang mengenal Allah. Karena Allah adalah Tuan, Dia bukan hanya dapat dikenal tetapi Dia dikenal oleh semua orang (Roma1:21). Walaupun para "agnostik" Yang mengatakan bahwa ia tidak tahu apakah Allah adalah penipu dirinya sendiri dan mungkin mencoba untuk menipu orang lain. Kata "agnostik" Sendiri terdiri dari dua kata yaitu "a" Artinya tidak sedangkan "Gnostik" Artinya pengetahuan. Jadi mereka ini adalah orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan tentang Allah. 

Sebenarnya mereka ini, sedang mencari-cari Allah yang sebenarnya. Tetapi mereka tidak mengenalnya. Memahami Allah sangat sulit, karena segala sesuatu berada dibawah kontrol Allah dan seperti yang akan kita lihat semua pengetahuan merupakan pengetahuan atas norma-norma ilahi tentang kebenaran: ini merupakan pengakuan atas Otoritas Allah. Oleh karena itu pada saat kita mengetahui tentang apa saja, hal ini akan membawa kita pada pengetahuan akan Allah. Orang-orang yang tidak memiliki Kitab Suci pun memiliki pengetahuan tentang Allah ini: mereka mengenal Allah, mereka tahu kewajiban mereka terhadap-Nya (Roma 1:32), dan mereka tahu murka yang akan menimpa mereka karena ketidaktaatan mereka (Roma 1:18).

Tetapi hanya orang yang beriman yang memiliki pengetahuan tentang Allah secara lebih mendalam. Hanya orang Kristen yang memiliki pengetahuan terhadap Allah sebagai inti dari ke- hidupan yang kekal (Yohanes 17:3; bandingkan dengan Matius 11:27; Yohanes 1:14, 1Korintus 2:9-15; 13:12; 2Korintus 3:18; 2Timotius 1:12, 14 dan seterusnya; 1Yohanes 5:20). Dari sudut pan- dang ini, maka dapat dikatakan bahwa orang-orang tidak percaya tidak mengenal Allah (1Korintus 1:21; 8:2; 15:34; Galatia 4:8; 1 Tesalonika 4:5; 2Timotius 3:7; Titus 1:16; Ibrani 3:10; 1Yohanes 4:8).

b. Keterbatasan Pengetahuan kita akan Allah

Fakta bahwa Allah adalah Tuhan secara tidak langsung juga menyatakan bahwa pengetahuan kita tidak sebanding dengan- Nya. Ketika seorang hamba mulai mengenal Tuannya, ia semakin menyadari betapa sedikit yang diketahuinya, dan betapa Allah jauh melampaui kemampuan pikiran seorang hamba.

Keterbatasan kita ada beberapa macam

1. Dosa memotivasi manusia yang telah jatuh untuk merusak kebenaran, lari dari kebenaran, menggatinya dengan dusta dan menyalahgunakannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun