Mohon tunggu...
Sevanda Galuh Permana
Sevanda Galuh Permana Mohon Tunggu... Jurnalis - Cendekiawan Muslim

Belajarlah Menerima Gagasan Orang Lain, Karena Sejatinya Engkau Terlahir dengan Merdeka dan Tanpa Dominasi. (Sevanda G.P, 2014).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mereka yang Disebut "Kaum Intelektual"?

23 Maret 2021   02:26 Diperbarui: 23 Maret 2021   02:56 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Masyarakat yang penuh keterbelakangan dalam segala rupa, mereka yang memegang tongkat jabatan tidak semestinya berada disana karena banyak sekali tumpang tindih pijakan.

Meski ditopang dengan banyak tenaga dan biaya yang telah dikeluarkan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur, namun hasilnya jauh dari kata memuaskan.

Banyak pimpinan yang dikerjakan di desa tidak atau kurang disertai dengan yang namanya tanggungjawab. Alhasil, ketidakberdayaan dan kemelaratan masih menjadi tema pokok yang harus diselesaikan.

Dalam segala hal ini, kaum intelegensia yang digadang-gadang mampu membawa perubahan tidak boleh pasif. Menyerahkan segala-galanya kepada mereka yang kebetulan menjabat dan memimpin masyarakat adalah suatu kesalahan besar.

Sebagai bagian dari masyarakat, dengan hak dan kewajiban yang sama. Ia harus ikut serta bertanggungjawab terhadap perbaikan nasib bangsa.

Sebagai orang yang terpelajar, yang tahu menimbang baik buruknya suatu kebijakan. Yang dapat menguji mana benar dan salah berdasarkan pendapat yang beralasan, ia memiliki tanggungjawab atas dua hal, yakni secara intelektual dan moral.

Intelektual karena mereka dianggap golongan yang mengetahui. Moral karena masalah yang terjadi mengenai keselamatan masyarakat sekarang, dan kemudian.

Ia tidak boleh mengelak dari tanggungjawab, dengan kata kiasan hanya sebagai bagian kecil di lingkup masyarakat dan tak mampu menundukkan golongan yang lebih besar (penguasa).

Mereka yang dinyatakan purna menempa ilmu di bangku perkuliahan, menjadi harapan besar bagi masyarakat. Tujuan pendidikan sejatinya, agar kelompok pemikir ini bisa meringankan beban sosial.

Namun bila sebaliknya, sekembalinya justru malah menjadi ningrat dan tidak mau berbaur dengan orang kampung yang hanya membawa cangkul dan memiliki cita-cita sederhana, "maka lebih baik pendidikan itu tidak pernah diberikan sama sekali".

Terkungkungnya para intelektuil di masyarakat, justru meniscayakan adanya nilai kemanusiaan yang sedang dilanggar. Berbekal pengetahuan yang diemban, keberadaannya justru tidak mengimplikasikan kemaslahatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun