Mohon tunggu...
sevahammamalfarabi
sevahammamalfarabi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

tidak ada

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Opini Pendidikan: Tantangan dalam Pendidikan di Indonesia

19 November 2024   18:19 Diperbarui: 19 November 2024   18:27 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://sumsel.antaranews.com/berita/409242/dinas-pendidikan-palembang-evaluasi-ujian-sd 

Tantangan Dalam Pendidikan di Indonesia

            Pendidikan merupakan tonggak kemajuan bangsa. Untuk menjadi sebuah bangsa yang maju tentu cita-cita yang dimiliki oleh setiap negara di dunia. Sudah bukan menjadi rahasia umum jika maju atau tidak sebuah bangsa atau negara dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Pendidikan merupakan sebuah proses untuk mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas. Negara kita yaitu Indonesia adalah salah satu negara berkembang di dunia yang masih mempunyai masalah besar dalam dunia pendidikan. Indonesia mempunyai salah tujuan yaitu "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa" yang menjadi tonggak perkembangan pembangunan kesejahteraan dan kebudayaan bangsa Indonesia. Tetapi dalam realita atau yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan berdampak pada penghambatan penyediaan sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.

            Pendidikan adalah salah satu fondasi utama dalam membangun masa depan bangsa. Namun, di Indonesia, sistem pendidikan masih menghadapi berbagai tantangan yang perlu segera diatasi. Mulai dari akses yang belum merata hingga kualitas yang perlu ditingkatkan, mari kita bahas lebih dalam tentang permasalahan ini sekaligus peluang perbaikannya.

Akses Pendidikan yang Masih Belum Merata

            Salah satu persoalan utama dalam pendidikan di Indonesia adalah akses yang belum merata. Di kota-kota besar, sekolah dengan fasilitas lengkap mudah ditemukan. Namun, berbeda dengan daerah terpencil, di mana anak-anak harus berjuang keras untuk bisa bersekolah. Jarak yang jauh, kondisi jalan yang sulit dilalui, bahkan terbatasnya jumlah sekolah membuat banyak anak kehilangan kesempatan belajar.

            Fasilitas yang dimiliki semua sekolah di seluruh Indonesia tidaklah semuanya cukup, bahkan masih banyak sekolah yang kekurangan untuk memenuhi standar sekolah yang memadai untuk menjalankan suatu kegiatan belajar mengajar. Banyak sekolah-sekolah di Indonesia yang masih belum mempunyai lab komputer, lab praktek, bahkan masih banyak sekolah yang bangunanya hampur runtug. Ada juga sekolah yang jumlah siswa melebihi meja dan kursi yang dimiliki oleh sekolah, dan sekolah yang belum memiliki perlengkapan teknologi dan alat-alat penunjang lainnya. Kurikulum merupakan sejumlah tahapan yang didesain untuk peserta didik dengan petunjuk institusi pendidikan yang isinya berupa proses yang statis maupun dinamis dan kompetensi yang harus dimiliki. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Tetapi dalam situasi lapangan kurikulum di Indonesia terlalu kompleks, dimana peserta didik terbebani dengan segudang materi yang harus dikuasainya. Hal tersebut berdampak pada peserta didik hanya memahami materi setengah-setengah ditanya menyeluruh. Berdampak pada pengetahuan peserta didik akan sangat terbatas dan peserta didik kurang mengeluarkan potensi. Selain kurikulum yang kompleks sistem kurikulum di Indonesia sering berganti-ganti nama, kurikulum di Indonesia sering sekali mengalami perubahan. Namun, perubahan tersebut hanyalah sebatas perubahan nama semata. Tanpa mengubah konsep kurikulum, tentulah tidak akan ada dampak positif dari perubahan kurikulum Indonesia. Hal tersebut yang menyebabkan pendidikan tidak dapat berkembang secara optimal. Hanya sekolah-sekolah yang memiliki fasilitas lengkap saja yang dapat mengembangkan peserta didiknya.

Kualitas Pendidikan yang Beragam

            Berbicara soal kualitas, kesenjangan di Indonesia juga cukup besar. Ada sekolah yang dilengkapi fasilitas canggih dan guru berkualitas, tetapi di sisi lain, masih ada sekolah yang kekurangan tenaga pengajar kompeten dan minim fasilitas. Ketimpangan ini tentu berdampak pada hasil belajar siswa. Hal ini didasarkan pada perhatian pemerintah terhadap hal pendidikan. Dalam realitanya pemerintah hanya memberikan perhatian lebih kepada pendidikan yang ada di kota, dan sangatlah berbeda dengan perhatian yang diberikan pemerintah di desa. Pemerintah yang lebih menaruh perhatian pada pendidikan di perkotaan membuat kualitas pendidikan di perkotaan dan di pedesaan menjadi berbanding jauh. Salah satu contohnya dalam hal masalah kesejahteraan guru. Gaji guru di desa jauh lebih rendah dibandingkan gaji guru di kota. Hal ini menyebabkan banyak guru lebih memilih menjadi guru dan bekerja di kota daripada menjadi guru di desa. Dengan masalah tersebut berdampak pada kualitas guru yang ada di kota jauh lebih baik dibandingkan dengan kualitas guru di desa. Selain masalah kesejahteraan guru, juga terdapat ketimpangan dalam hal bantuan untuk fasilitas pendidikan, dan banyak hal lainya. Maka tidak heran apabila pendidikan di Indonesia masih belum merata dimana kualitas pendidikan di kota lebih baik daripada di desa.

            Selain itu, kurikulum yang sering berubah membuat guru dan siswa kesulitan beradaptasi. Kurikulum merupakan sejumlah tahapan yang didesain untuk peserta didik dengan petunjuk institusi pendidikan yang isinya berupa proses yang statis maupun dinamis dan kompetensi yang harus dimiliki. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Tetapi dalam situasi lapangan kurikulum di Indonesia terlalu kompleks, dimana peserta didik terbebani dengan segudang materi yang harus dikuasainya. Hal tersebut berdampak pada peserta didik hanya memahami materi setengah-setengah ditanya menyeluruh. Berdampak pada pengetahuan peserta didik akan sangat terbatas dan peserta didik kurang mengeluarkan potensi. Selain kurikulum yang kompleks sistem kurikulum di Indonesia sering berganti-ganti nama, kurikulum di Indonesia sering sekali mengalami perubahan. Namun, perubahan tersebut hanyalah sebatas perubahan nama semata. Tanpa mengubah konsep kurikulum, tentulah tidak akan ada dampak positif dari perubahan kurikulum Indonesia.Padahal, guru adalah ujung tombak pendidikan. Sayangnya, banyak guru yang belum mendapatkan pelatihan memadai untuk menghadapi tuntutan zaman. Beberapa program pelatihan memang sudah ada, tetapi masih butuh pendekatan yang lebih sistematis dan berkesinambungan.

Tantangan Pendidikan di Era Digital

            Era digital seharusnya membuka peluang besar untuk pendidikan. Teknologi bisa membantu pembelajaran jadi lebih efektif dan menyenangkan. Namun, kenyataannya, belum semua sekolah mampu memanfaatkan teknologi ini. Masih banyak sekolah yang belum memiliki akses internet atau perangkat seperti komputer dan tablet.

                Era digital telah membuka pintu bagi pembelajaran berbasis teknologi, di mana guru dan siswa dapat mengakses sumber daya pendidikan secara online. Platform pembelajaran daring seperti Khan Academy, Coursera, dan edX memberikan akses global terhadap pelajaran dari berbagai bidang. Ini tidak hanya memberikan kemudahan akses, tetapi juga memungkinkan pembelajaran yang disesuaikan dengan kecepatan dan gaya belajar masing-masing siswa.

            Literasi digital juga menjadi tantangan. Banyak guru dan siswa yang belum terbiasa menggunakan teknologi dalam pembelajaran. Jika tidak segera diatasi, hal ini bisa memperbesar kesenjangan dalam kualitas pendidikan. Pentingnya literasi digital tidak boleh diabaikan, karena siswa perlu dipersiapkan untuk menghadapi dunia digital yang kompleks. Begitu pula, pelatihan guru harus menjadi prioritas agar mereka dapat menjadi fasilitator efektif dalam pembelajaran berbasis teknologi. Dengan kolaborasi yang kuat antara pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan industri, pendidikan dapat memaksimalkan manfaat era digital tanpa meninggalkan siapapun di belakang

Faktor Sosial dan Ekonomi

            Kondisi sosial dan ekonomi juga sangat memengaruhi pendidikan di Indonesia. Banyak anak yang harus berhenti sekolah karena orang tua mereka tidak mampu membiayai pendidikan atau mereka harus membantu mencari nafkah. Kemiskinan menjadi penghalang utama bagi banyak keluarga untuk memprioritaskan pendidikan.

            Pendidikan di Indonesia menjadi sulit bagi masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Mayoritas penduduk yang ada di Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan mengakibatkan terbengkalainya untuk melaksanakan pendidikan. Selain mereka yang tidak mempunyai kemauan untuk tumbuh dengan berkualitas dan sadar akan pentingnya pendidikan. Tetapi faktor ekonomi menjadi alasan utama mereka untuk mengabaikan dan tidak melakukan kegiatan pendidikan.

            Selain itu, di beberapa daerah, pendidikan belum dianggap penting. Masih ada pandangan bahwa bekerja lebih utama dibandingkan bersekolah. Akibatnya, banyak anak yang kehilangan kesempatan untuk berkembang.

Peluang untuk Perbaikan

            Meski tantangannya besar, ada banyak peluang untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Pemerintah dapat memprioritaskan pemerataan akses dengan membangun infrastruktur di daerah terpencil dan menyediakan transportasi untuk siswa. Program pelatihan dan sertifikasi guru juga harus diperluas agar kualitas pengajaran semakin merata.

            Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan juga penting. Program seperti pembelajaran jarak jauh dan gerakan literasi digital harus terus didukung dengan infrastruktur yang memadai. Dengan teknologi, pendidikan bisa menjangkau lebih banyak anak, termasuk di daerah terpencil.

            Di sisi lain, inisiatif masyarakat juga memainkan peran penting. Banyak program volunteer yang mengirimkan pengajar ke daerah terpencil, serta beasiswa untuk siswa dari keluarga kurang mampu. Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat adalah kunci keberhasilan.

Kesimpulan

            Pendidikan di Indonesia memang masih penuh tantangan. Masalah akses yang belum merata, kualitas yang beragam, hingga pengaruh sosial dan ekonomi menjadi penghambat bagi banyak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Namun, di balik semua itu, ada peluang besar untuk perbaikan. Kita perlu memastikan bahwa pendidikan menjadi hak yang benar-benar bisa dirasakan oleh semua anak, tanpa terkecuali. Pemerataan akses, peningkatan kualitas guru, dan penggunaan teknologi adalah langkah penting yang harus terus diperjuangkan. Pendidikan juga harus dilihat sebagai investasi untuk masa depan bangsa, karena di tangan generasi muda, masa depan Indonesia berada. 

            Saya percaya, dengan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan semua pihak yang peduli, kita bisa menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik dan lebih adil. Dengan memberikan kesempatan yang sama untuk belajar, kita membantu anak-anak Indonesia bermimpi lebih besar dan menggapai masa depan yang cerah. Mari bersama-sama mewujudkan pendidikan yang benar-benar merata dan berkualitas untuk semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun