Mohon tunggu...
Setyo Winoto
Setyo Winoto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Walisongo Semarang Fakultas Syariah dan Hukum Program Studi Ilmu Hukum

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kebiasaan Baru dalam Pendidikan Saat Pandemi

20 November 2021   11:41 Diperbarui: 20 November 2021   12:02 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak adanya virus yang melanda didunia mengakibatkan dampak yang luar biasa bagi keberlangsungan kehidupan, yang dikenal sebagai virus corona. Masing-masing negara melakukan segala upaya untuk menangani covid -19, dinegara kita tercinta melakukan upaya untuk mencegah covid-19 agar tidak merebak di daerah-daerah. Pemerintah menerapkan kebijakan-kebijakan untuk mengurangi angka kematian.

Dalam pendidikan pemerintah mengeluarkan keputusan untuk meliburkan semua siswa, menerapkan untuk patuhi 6 M dan menaati pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Tentunya hal ini akan menjadikan perubahan dunia pendidikan yang  sebelumnya melakukan pembelajaran tatap muka sekarang harus melakukan pembelajaran daring(dalam jaringan)/via online.  Untuk itu dalam pembelajaran daring harus siapkan strategi menghadapi pembelajaran daring, diantaranya;


Sebelumnya harus ada pelatihan pelatihan pembelajaran online yang simpel agar siswa dapat dengan mudah mengakses pembelajaran itu. Penugasan yang diberikan guru tidak membebani siswa karena akan berpengaruh terhadap psikis siswa tersebut, karena guru tidak dapat memantau perkembangan psikis siswa melalui online. Orang tua ataupun keluarga harus lebih aktif dan meluangkan waktu dalam mendampingi dan memantau  pembelajaran yang ditangkap oleh anaknya. Pihak sekolah harus juga memfasilitasi dalam pembelajaran online, agar jalannya pembelajaran lebih lancar sehingga antara guru dan siswa tidak ada yang dirugikan.

Pembelajaran secara daring sebagian para siswa menjadikan sebuah kejenuhan dan membosankan, karena dalam pembelajaran daring biasanya guru lebih menekankan tugas-tugas. Penekanan tersebut ditujukan untuk siswa agar lebih aktif akan tetapi bagi siswa menjadikan rasa bosan. Rasa bosan tersebut hadir karena tidak adanya suasana yang seperti dulu dirasakan saat pembelajaran tatap muka, mulai dari komunikasi 2 arah antara guru dengan siswa, cengkrama dengan teman-temannya.

Tidak terasa penerapan pembelajaran daring sudah hampir kurang lebih 2 tahun, dan negara-negara berlomba mencari obat untuk virus tersebut. Setelah penemuan vaksin untuk virus covid-19 tersebut pemerintah membagikan suntikan kepada seluruh masyarakat agar berharap pandemi covid-19 berakhir.

Pada saat ini dengan sudah dilakukannya  penyebaran suntik vaksin di berbagai wilayah, menjadikan pemerintah berani mengambil langkah dengan mulai melakukan  pembelajaran tatap muka. Pembelajaran tatap muka (PTM) dapat dilakukan dengan syarat-syaratnya dapat terpenuhi, diantara lain syarat nya adalah;
Sekolah yang akan menerapkan PTM berada di wilayah PPKM level 1-3
Tenaga pendidik baik kepala sekolah, guru dan staf harus sudah melakukan vaksinasi covid-19 dengan komplit Sekolah yang menerapkan PTM wajib menerapkan protokol kesehatan yaitu 6 M (Memaki masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas, dan mengikuti vaksin). Adanya kesepakatan bersama antara pihak komite sekolah dengan orang tua atau / wali siswa untuk keberlangsungan pembelajaran tatap muka di sekolah penerapan PTM wajib terdapat Satgas covid-19.

Jika sudah dapat memenuhi syarat tersebut maka sekolah dapat menerapkan pembelajaran tatap muka. Pembelajaran tatap muka dilaksanakan dengan langkah-langkahnya sebagai berikut;
Durasi pembelajaran tatap muka maksimal dilakukan selama 3 jam
Pembelajaran tatap muka dilakukan dengan sekali dalam seminggu atau dua kali dalam satu minggu untuk kelas tertengok Kapasitasnya yang diperbolehkan adalah 50% dari daya tampung yang sebagaimana mestinya, akan tetapi untuk PAUD/TK dapat 100%
Mengatur jarak duduk antar bangku sejauh 1 meter

Materi yang disampaikan hanya bersifat esensial. Tetap memakai masker, mencuci tangan sebelum masuk dan memakai handsenitiser.

Dalam pembelajaran tatap muka harus senantiasa dipantau perkembangan nya, guna upaya pencegah covid-19 perlu dilakukan untuk pemutus mata rantai. Jikalau nantinya pembelajaran tatap muka dilakukan angka terpapar covid-19 semakin tinggi lagi, maka perlu dilakukan lagi pembelajaran daring yang tentunya penting untuk saling berkolaborasi untuk pulihnya pendidikan.

Dengan adanya vaksinasi yang diberikan pemerintah, masyarakat memiliki rasa optimistis akan pulihnya dunia pendidikan. Karena bagaimana pun pembelajaran tatap muka lebih banyak keunggulannya dibandingkan pembelajaran daring. Pembelajaran tatap muka akan  menjadikan para guru, orang tua dan siswa khususnya menjadikan rindu yang terobati akibat pandemi selama ini.


Walaupun sudah dilangsungkan PTM semua kalangan masyarakat, siswa dan guru tidak boleh lengah dengan mengindahkan aturan protokol kesehatan karena dapat mungkin terjadi cluster covid-19 dalam bidang pendidikan. Karena bagaimanapun mencegah daripada mengobati.

Pelaksanaan sarana prasarana pendukung pelaksanaan PTM memiliki dampak atau hasil beberapa yaitu; Dapat memulihkan kondisi psikososial para siswa didik meminimalisir hilangnya minat belajar  bagi peserta didik; Penguatan pendidikan karakter para siswa; dan
Mengembalikan interaksi positif seluruh satuan pendidikan.

Pembelajaran tatap muka menjadikan rasa kesenangan muncul di dalam raut wajah siswa-siswi yang rindu akan pembelajaran di dalam satu ruang. Rasa rindu itu terobati dan menjadi obat untuk kendala pelajaran secara daring, karena bagaimanapun pembelajaran secara daring memiliki dampak negatif serta hasil yang kurang maksimal bagi siswa dan siswi.

Semangat untuk melakukan inovasi harus ada dalam jiwa siswa-siswi dan guru dalam pembelajaran, karena dengan semangat itu guru pendidik dituntut untuk mengeksplorasi dan menerapkan berbagai macam teori, pendekatan, dan prinsip desain pembelajaran guna menciptakan lingkungan belajar yang inovatif bagi siswanya. Dan perlunya melakukan refleksi secara terus-menerus terhadap praktik pengajarannya, serta menerapkan dan mengembangkan model-model pembelajaran terkini, untuk menumbuhkan rasa semangat yang ada dalam siswa.


Untuk membangun kesehatan mental juga harus sering-sering dilakukan interaksi antar siswa dan guru guna mengetahui permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran tatap muka. Walaupun dengan kebiasaan baru interaksi tersebut akan sedikit terganggu karena perlunya juga menjaga jarak baik siswa  dengan siswa ataupun guru dengan siswa. Akan tetapi interaksi harus dilakukan agar adanya komunikasi dua arah untuk menjalin rasa yang nyaman dalam pembelajaran.

Kebiasaan baru di kala pandemi harus terus di disiplinkan mulai selalu taat pentingnya mencuci tangan, memakai masker, memakai handsenitiser serta penyemprotan disinfektan dan jangan berjabat tangan terlebih dahulu. Kedisiplinan itu akan membantu untuk menekan angka kasus covid-19, karena bagaimanapun belum lepas sepenuhnya dari covid-19.

Kedisiplinan, kepatuhan dan ketaatan akan penting protokol kesehatan juga tidak hanya dilingkungan sekolah melainkan dilingkungan rumah, masyarakat ataupun dimanapun. Karena jikalau lengah terhadap protokol kesehatan virus corona selalu mengancam dan menunggu kita untuk menyerang. Jika sampai hal tersebut terjadi maka pembelajaran tatap muka bisa jadi diberhentikan dan kembali ke pembelajaran daring. Tentu hal tersebut tidak boleh terjadi atau terulang kembali agar menciptakan pendidikan yang sehat bebas dari covid-19.

Pemantauan dan perhatian perlu dilakukan dari pihak-pihak terkait di mulai dari orang tua/wali siswa, guru, team satgas covid, dinas kesehatan dan pemerintah terhadap proses keberlangsungan pembelajaran tatap muka dapat pulih seperti sediakala. Pemantauan tersebut harus selalu dilaksanakan agar bisa mencegah apabila sewaktu-waktu ada kemungkinan virus mulai menyerang di proses pembelajaran. Orang tua/wali harus juga berperan dalam pemantauan dilingkungan rumah saat anak-anak tidak berada dilingkungan sekolahan, begitupun dengan guru pemantauan juga perlu dilakukan dilingkungan sekolahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun