Pelaksanaan sarana prasarana pendukung pelaksanaan PTM memiliki dampak atau hasil beberapa yaitu; Dapat memulihkan kondisi psikososial para siswa didik meminimalisir hilangnya minat belajar  bagi peserta didik; Penguatan pendidikan karakter para siswa; dan
Mengembalikan interaksi positif seluruh satuan pendidikan.
Pembelajaran tatap muka menjadikan rasa kesenangan muncul di dalam raut wajah siswa-siswi yang rindu akan pembelajaran di dalam satu ruang. Rasa rindu itu terobati dan menjadi obat untuk kendala pelajaran secara daring, karena bagaimanapun pembelajaran secara daring memiliki dampak negatif serta hasil yang kurang maksimal bagi siswa dan siswi.
Semangat untuk melakukan inovasi harus ada dalam jiwa siswa-siswi dan guru dalam pembelajaran, karena dengan semangat itu guru pendidik dituntut untuk mengeksplorasi dan menerapkan berbagai macam teori, pendekatan, dan prinsip desain pembelajaran guna menciptakan lingkungan belajar yang inovatif bagi siswanya. Dan perlunya melakukan refleksi secara terus-menerus terhadap praktik pengajarannya, serta menerapkan dan mengembangkan model-model pembelajaran terkini, untuk menumbuhkan rasa semangat yang ada dalam siswa.
Untuk membangun kesehatan mental juga harus sering-sering dilakukan interaksi antar siswa dan guru guna mengetahui permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran tatap muka. Walaupun dengan kebiasaan baru interaksi tersebut akan sedikit terganggu karena perlunya juga menjaga jarak baik siswa  dengan siswa ataupun guru dengan siswa. Akan tetapi interaksi harus dilakukan agar adanya komunikasi dua arah untuk menjalin rasa yang nyaman dalam pembelajaran.
Kebiasaan baru di kala pandemi harus terus di disiplinkan mulai selalu taat pentingnya mencuci tangan, memakai masker, memakai handsenitiser serta penyemprotan disinfektan dan jangan berjabat tangan terlebih dahulu. Kedisiplinan itu akan membantu untuk menekan angka kasus covid-19, karena bagaimanapun belum lepas sepenuhnya dari covid-19.
Kedisiplinan, kepatuhan dan ketaatan akan penting protokol kesehatan juga tidak hanya dilingkungan sekolah melainkan dilingkungan rumah, masyarakat ataupun dimanapun. Karena jikalau lengah terhadap protokol kesehatan virus corona selalu mengancam dan menunggu kita untuk menyerang. Jika sampai hal tersebut terjadi maka pembelajaran tatap muka bisa jadi diberhentikan dan kembali ke pembelajaran daring. Tentu hal tersebut tidak boleh terjadi atau terulang kembali agar menciptakan pendidikan yang sehat bebas dari covid-19.
Pemantauan dan perhatian perlu dilakukan dari pihak-pihak terkait di mulai dari orang tua/wali siswa, guru, team satgas covid, dinas kesehatan dan pemerintah terhadap proses keberlangsungan pembelajaran tatap muka dapat pulih seperti sediakala. Pemantauan tersebut harus selalu dilaksanakan agar bisa mencegah apabila sewaktu-waktu ada kemungkinan virus mulai menyerang di proses pembelajaran. Orang tua/wali harus juga berperan dalam pemantauan dilingkungan rumah saat anak-anak tidak berada dilingkungan sekolahan, begitupun dengan guru pemantauan juga perlu dilakukan dilingkungan sekolahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H