Mohon tunggu...
setyo rahman
setyo rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Aparatur Sipil Negara

Hobi Bermain BAdminton

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senyum Terakhir Sang Boneka

30 Desember 2023   00:00 Diperbarui: 30 Desember 2023   00:03 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah toko barang antik di kota tua, ada sebuah boneka beruang yang sudah berumur ratusan tahun. Boneka itu berwarna cokelat tua dan memiliki mata biru yang tampak sayu. Boneka itu telah menjadi barang paling berharga di toko tersebut, dan banyak orang yang datang untuk melihatnya.

Suatu hari, seorang gadis kecil bernama Anya datang ke toko tersebut bersama ayahnya. Anya langsung tertarik pada boneka beruang itu. Dia menatap boneka itu dengan penuh kekaguman.

"Bapa, bolehkah aku membeli boneka itu?" tanya Anya.

"Tentu saja," jawab ayahnya. "Boneka itu terlihat sangat berharga."

Anya pun membeli boneka beruang itu. Dia membawanya pulang dan menyimpannya di kamarnya. Setiap malam, Anya akan bercerita dan bermain dengan boneka itu.

Suatu malam, Anya bermimpi. Dalam mimpinya, dia melihat boneka beruang itu hidup. Boneka itu tersenyum padanya dan berkata, "Terima kasih telah menyelamatkanku. Aku telah menunggumu selama ini."

Anya terbangun dari mimpinya dengan perasaan bahagia. Dia merasa bahwa boneka beruang itu benar-benar hidup dan memiliki perasaan.

Anya terus bermain dengan boneka beruang itu. Dia merasa sangat bahagia saat bersamanya. Boneka beruang itu selalu ada untuknya, baik saat dia senang maupun sedih.

Suatu hari, Anya jatuh sakit. Dia harus dirawat di rumah sakit selama beberapa minggu. Ayahnya membawa boneka beruang itu ke rumah sakit untuk menemani Anya.

Anya sangat senang melihat boneka beruang itu. Dia memeluk boneka itu erat-erat. Boneka beruang itu tampak tersenyum ke arah Anya.

Anya pun merasa lebih baik. Dia cepat sembuh dan bisa pulang dari rumah sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun