Berkatmu, aku hidup
Kalimat di atas bukan ditujukan untuk sosok spesial dalam kisah romansa, melainkan untuk kretek. Ini bukan bualan yang mengada-ada, tetapi memang demikian adanya. Jika menilik sejarah kretek, mulanya diciptakan untuk mengatasi sesak napas. Lambat laun, kretek kemudian berkembang menjadi raksasa ekonomi dengan kekuatan yang luar biasa. Tidak tanggung-tanggung, kretek mampu menghidupi masyarakat di berbagai daerah. Pabrik-pabrik besar? Ada! Industri rumahan? Banyak!
Kretek adalah salah satu warisan peninggalan leluhur yang eksis hingga kini. Dengan kekayaan alam Indonesia yang melimpah ruah, rasanya tak perlu heran dengan ketersediaan tembakau berkualitas unggul. Kretek pun terus bertahan di tengah peradaban yang semakin maju setiap tahunnya. Tak peduli dengan gempuran rokok dengan jenama internasional, kretek dengan segala ciri khasnya tetap menjadi penyambung hidup bagi masyarakat.
Bravo! Sungguh luar biasa! Mari berikan tepuk tangan yang meriah untuk kretek.
Sebelum beranjak ke untaian narasi selanjutnya, izinkan penulis untuk menyampaikan terlebih dahulu bahwa tulisan ini ditujukan khusus pada SKT (Sigaret Kretek Tangan) saja.Â
Hidup dari Hulu ke Hilir
Kretek yang dihisap oleh masyarakat dan menjadi bagian dalam gaya hidup tentunya melalui berbagai proses. Sifatnya bukanlah tiba-tiba jadi dan siap hisap. Ada proses panjang yang terangkum dalam rantai produksi dan melibatkan banyak orang.
"Memangnya seberapa banyak orang yang terlibat?"
Secara umum, Sigaret Kretek Tangan (SKT) melibatkan banyak orang yang terbagi menjadi beberapa peran berikut ini:
- Petani tembakau
- Distributor tembakau
- Buruh produksi
- Pemilik dan manajemen pabrik kretek
- Tim operasional pabrik kretek
- Distributor kretek
- Penjual kretek
Bagaimana? Aspek yang harus dilalui untuk menghasilkan produk SKT tidak hanya satu bukan? Masing-masing peran di atas tentunya dijalankan oleh banyak orang. Bayangkan, berapa banyak insan manusia yang bisa hidup berkat industri SKT? Banyak sekali! Dari satu kota atau kabupaten saja sudah banyak, bagaimana jika diakumulasikan dengan daerah lainnya di seluruh Indonesia?
Sungguh banyak. Sekali lagi, mari berikan tepuk tangan yang meriah untuk kretek.
Pancaran Berkah dari Kretek
Saking gurihnya SKT, pihak yang terciprat berkahnya tidak hanya pelaku industrinya saja, tetapi juga lapisan masyarakat lainnya. Sebagaimana lingkungan sekitar pabrik pada umumnya, tidak sedikit warga yang membuka usaha dengan target konsumen para karyawan pabrik kretek. Peluang usahanya pun bermacam-macam. Kos-kosan, kontrakan, warung kelontong, warung makan, dan pasar adalah contoh nyata pihak-pihak yang terciprat berkah dari industri SKT. Efeknya pun tidak berhenti di situ saja.Â
Mari ambil satu contoh, yakni warung makan. Bahan baku yang digunakan untuk memasak tentu mengambil dari pasar atau pedagang keliling. Lantas dari mana bahan baku itu diperoleh? Tentu saja dari pengepulnya. Ada juga yang membelinya langsung dari penghasil atau petani. Masih ditambah lagi dengan bumbu penyedap serta pernak-pernik memasak lainnya. Semuanya dibeli di tempat berbeda, kembali bersinggungan dengan orang lain. Bagaimana dengan usaha-usaha lainnya? Sudah pasti bersinggungan pula dengan banyak orang di luar industri SKT.Â
Terpujilah kretek, rezeki pun ikut terkerek
Contoh di atas hanyalah secuil dari orang-orang yang kesehariannya hidup di pabrik kretek. Ingat, masih ada variabel lainnya yang terlibat dalam mata rantai SKT dan setiap peran tersebut bersinggungan dengan banyak orang pula untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan demikian, pancaran berkah dari SKT mampu menjangkau banyak lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Teramat dahsyat!
Tuhan memang menggariskan SKT sebagai industri padat karya yang melibatkan banyak tenaga kerja. Selain membuka lapangan pekerjaan, SKT pun mampu memberikan efek domino yang positif bagi perekonomian masyarakat. Khususnya bagi warga yang hidup di sekitar industri rumahan atau pabriknya.  Â
Industri rumahan saja sudah bisa menghidupkan warga sekitar, apa lagi pabrik-pabrik besar dengan skala distribusi nasional, bahkan ekspor. Mungkin bagi orang-orang yang hidup di daerah perkotaan atau lingkungan non industri, pancaran berkahnya tidak begitu terasa. Namun bagi warga yang hidupnya dekat dengan kretek, pasti setuju bahwa keberadaan industri SKT mampu menjadi ladang berkah.
Rantai ekonomi yang tercipta berkat industri SKT mampu bertahan selama puluhan tahun. Fakta ini belum tentu bisa disamai oleh sektor industri lainnya. Eksistensi SKT adalah wujud nyata peninggalan leluhur yang mampu menjadi berkah bagi masyarakat selama puluhan tahun lamanya. Bahkan tidak sedikit yang menggantungkan hidup pada SKT sebagai penghasilan utama, lalu menjadi profesi turun temurun dalam keluarga.Â
Betapa luar biasanya kekuatan industri SKT, mari angkat topi setinggi-tingginya.
Hingga saat ini, keberadaan industri SKT memang masih menuai pertentangan. Namun hendaknya tidak menafikan fakta di lapangan. Eksistensi SKT mampu menghidupkan roda perekonomian di masyarakat. Kiranya industri SKT dapat tetap lestari di bumi pertiwi, menjadi pendulang rezeki bagi anak-anak negeri.Â
Berkah, berkah, dan berkah.  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H