Mohon tunggu...
Setyoningsih Subroto
Setyoningsih Subroto Mohon Tunggu... Dosen - Pekerja

Kutu buku, penyesap kopi, pencabik senar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Romantika Kretek: Lintingan yang Menghidupi Insan

3 Desember 2023   21:37 Diperbarui: 15 Oktober 2024   13:44 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Eduardo Freitas on unsplash 

Saking gurihnya SKT, pihak yang terciprat berkahnya tidak hanya pelaku industrinya saja, tetapi juga lapisan masyarakat lainnya. Sebagaimana lingkungan sekitar pabrik pada umumnya, tidak sedikit warga yang membuka usaha dengan target konsumen para karyawan pabrik kretek. Peluang usahanya pun bermacam-macam. Kos-kosan, kontrakan, warung kelontong, warung makan, dan pasar adalah contoh nyata pihak-pihak yang terciprat berkah dari industri SKT. Efeknya pun tidak berhenti di situ saja. 

Mari ambil satu contoh, yakni warung makan. Bahan baku yang digunakan untuk memasak tentu mengambil dari pasar atau pedagang keliling. Lantas dari mana bahan baku itu diperoleh? Tentu saja dari pengepulnya. Ada juga yang membelinya langsung dari penghasil atau petani. Masih ditambah lagi dengan bumbu penyedap serta pernak-pernik memasak lainnya. Semuanya dibeli di tempat berbeda, kembali bersinggungan dengan orang lain. Bagaimana dengan usaha-usaha lainnya? Sudah pasti bersinggungan pula dengan banyak orang di luar industri SKT. 

Terpujilah kretek, rezeki pun ikut terkerek

Contoh di atas hanyalah secuil dari orang-orang yang kesehariannya hidup di pabrik kretek. Ingat, masih ada variabel lainnya yang terlibat dalam mata rantai SKT dan setiap peran tersebut bersinggungan dengan banyak orang pula untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan demikian, pancaran berkah dari SKT mampu menjangkau banyak lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Teramat dahsyat!

Tuhan memang menggariskan SKT sebagai industri padat karya yang melibatkan banyak tenaga kerja. Selain membuka lapangan pekerjaan, SKT pun mampu memberikan efek domino yang positif bagi perekonomian masyarakat. Khususnya bagi warga yang hidup di sekitar industri rumahan atau pabriknya.    

Industri rumahan saja sudah bisa menghidupkan warga sekitar, apa lagi pabrik-pabrik besar dengan skala distribusi nasional, bahkan ekspor. Mungkin bagi orang-orang yang hidup di daerah perkotaan atau lingkungan non industri, pancaran berkahnya tidak begitu terasa. Namun bagi warga yang hidupnya dekat dengan kretek, pasti setuju bahwa keberadaan industri SKT mampu menjadi ladang berkah.

Rantai ekonomi yang tercipta berkat industri SKT mampu bertahan selama puluhan tahun. Fakta ini belum tentu bisa disamai oleh sektor industri lainnya. Eksistensi SKT adalah wujud nyata peninggalan leluhur yang mampu menjadi berkah bagi masyarakat selama puluhan tahun lamanya. Bahkan tidak sedikit yang menggantungkan hidup pada SKT sebagai penghasilan utama, lalu menjadi profesi turun temurun dalam keluarga. 

Betapa luar biasanya kekuatan industri SKT, mari angkat topi setinggi-tingginya.

Hingga saat ini, keberadaan industri SKT memang masih menuai pertentangan. Namun hendaknya tidak menafikan fakta di lapangan. Eksistensi SKT mampu menghidupkan roda perekonomian di masyarakat. Kiranya industri SKT dapat tetap lestari di bumi pertiwi, menjadi pendulang rezeki bagi anak-anak negeri. 

Berkah, berkah, dan berkah.     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun