Â
Sang pujaan tak juga datang
angin berhembus bercabang
rinduku berbuah lara, uh lara
Begitulah sepenggal lirik salah satu lagu favorit saya sepanjang masa (setidaknya hingga detik ini hihihi). Disuarakan dengan vokal yang lembut nan khas, pun begitu dengan musiknya. Ringan dan teduh di hati. Sesuai dengan nama grup musiknya, Payung Teduh.
Saya lupa saatnya, entah di semester yang mana di masa perkuliahan. Pertama kali saya menyaksikan Payung Teduh dalam program Radio Show yang tayang di TVOne.
Suatu jendela unik dalam deretan program musik yang berseliweran pada saat itu. Sebelum mulai pentas, saya sempat heran melihat salah satu instrumennya.
Pikir saya saat itu, "Hari gini masih ada yang begini?", karena ada kontra bas yang berdiri dengan gagahnya. Oiya, kebetulan saya ini anak band, bassist juga, jadi kenal instrumennya hehehe. Oke lanjut. Kemudian para personil terlibat interview singkat dengan presenter dan melantunlah lagu yang pertama. Sebuah single berjudul Angin Pujaan Hujan.
Lalu?
Bisa dikatakan momen saat itu benar-benar serasa jatuh cinta pada pandangan pertama. Aduhai nikmatnya. Saya benar-benar tersihir! Bagaimana tidak? Lantunan vokal yang merdu, lirik yang "sastra" sekali, dan musiknya yang membuat hati berdesir bagai terkena angin semilir. Ingat kan apa kata Vina Panduwinata? Jatuh cinta, berjuta rasanya~