Mohon tunggu...
Setyo Haryono
Setyo Haryono Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Pegiat Literas | Fasilitator Pemberdayaan | Pemerhati Pendidikan

Filsafat adalah kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Agama Baru "Social Media": Runtuhnya Spiritualitas Dan Makna

11 Januari 2025   00:06 Diperbarui: 11 Januari 2025   00:35 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi source:  Republika

Fenomena ini memicu krisis makna dalam kehidupan manusia. Ketika validasi dan kebahagiaan bergantung pada jumlah pengikut atau interaksi di media sosial, manusia kehilangan hubungan dengan nilai-nilai mendalam yang seharusnya menjadi fondasi kehidupan mereka.

Krisis ini memunculkan beberapa masalah:

Kecemasan dan Depresi -- Ketergantungan pada pengakuan digital menyebabkan banyak orang merasa tidak cukup baik ketika tidak mendapat perhatian yang diharapkan.

Kehilangan Identitas -- Orang lebih fokus pada bagaimana mereka dipersepsikan oleh orang lain daripada mengenali diri mereka yang sebenarnya.

Kehilangan Nilai-Nilai Moral -- Banyak orang yang rela mengorbankan prinsip moral demi popularitas, bahkan jika itu berarti menyebarkan konten negatif atau menyesatkan.

Mengembalikan Spiritualitas dan Makna

Untuk mengatasi dampak negatif dari "Agama Social Media," penting bagi individu untuk merefleksikan kembali apa yang benar-benar memberikan makna dalam hidup mereka. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

Digital Detox -- Mengurangi waktu yang dihabiskan di media sosial dan memberikan ruang untuk refleksi diri.

Membangun Koneksi Nyata -- Fokus pada hubungan yang autentik di dunia nyata daripada interaksi digital yang superfisial.

Memperkuat Nilai-Nilai Spiritual -- Mengembalikan nilai-nilai spiritual yang mengajarkan keikhlasan, rasa syukur, dan hubungan dengan sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri.

Menemukan Makna di Luar Validasi Digital -- Mengembangkan hobi, belajar hal baru, dan terlibat dalam kegiatan yang memberikan kepuasan intrinsik tanpa perlu pengakuan eksternal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun