Artikel ini membahas fenomena kenakalan remaja, hubungan komunikasi interpersonal orangtua-remaja dengan kenakalan remaja, definisi komunikasi interpersonal, dan tips untuk orangtua dalam membangun komunikasi interpersonal dengan anak pada usia remaja.Â
Beberapa waktu lalu begitu viral kasus seorang anak SMK  di Bogor yang  hendak menyeberang sepulang sekolah, tiba-tiba disabet dari belakang dengan senjata tajam berupa pedang oleh tiga orang pelajar yang tak dikenal (sumber: kompas.com).Â
Kisah ini begitu menyayat hati, entah apa motif dari pelaku sehingga tega berbuat demikian. Jika kita melakukan pencarian di Google berita tentang kasus kenakalan remaja, kita akan tercengang karena sedemikian banyaknya. Bahkan salah satu berita menyebutkan ada 323 Kasus Kenakalan Remaja di Jakarta Selatan Sepanjang 2022 (sumber: tempo.co). Ada apa dengan remaja? Mengapa masa remaja mereka harus dihabiskan dengan hal-hal demikian? Kemana orangtua mereka?
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Menurut Hurlock (Larasati, 2019) istilah remaja atau adolescence berasal dari kata latin yang berarti tumbuh menjadi dewasa, yang memiliki arti lebih luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik.Â
Pada usia ini, remaja rentan terpengaruh oleh hal-hal negatif yang terjadi di sekitarnya. Peran orangtua di rumah sangat penting untuk membimbing agar anak-anak tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif. Orangtua perlu membangun komunikasi interpersonal yang baik dengan anak-anaknya terutama ketika mereka menginjak usia remaja.Â
Beberapa penelitian mengenai komunikasi interpersonal orangtua dengan remaja menunjukkan hasil bahwa ada hubungan antara komunikasi interpersonal anak-orangtua dengan kenakalan remaja. Semakin tinggi tingkat komunikasi interpersonal orang-tua siswa maka semakin rendah pelaku kenakalan remaja, dan sebaliknya. (Siregar, 2017; Rini, 2020; Komar, 2020; Safitri, 2020).
Apa yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal? Menurut Dedy Mulyana, komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal (Anggraini, 2022).Â
Sedangkan menurut Maulana & Gumelar (Fazri, 2022) komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi pada dua individu, seperti orangtua-anak, suami-istri, dua sahabat dekat, dua sejawat, guru-murid dan sebagainya.Â
Berkomunikasi dengan orang lain berarti kita belajar makna cinta, kasih sayang, simpati, rasa hormat, rasa bangga bahkan iri hati dan kebencian. Melalui komunikasi kita dapat mengalami berbagai kualitas perasaan dan membandingkan antara perasaan yang satu dengan perasaan yang lainnya.Â
Jadi, komunikasi interpersonal merupakan komunikasi tatap muka dua orang atau lebih yang memiliki hubungan, misalnya orangtua-anak, baik secara verbal maupun non verbal dan melibatkan kualitas perasaan seperti cinta, sayang, hormat, benci, dan sebagainya.
Pada masa transisi dari anak-anak ke dewasa, anak-anak kita memiliki kecenderungan sulit untuk berkomunikasi atau membuka diri bahkan dengan orangtuanya sendiri.Â
Jangan jadikan hal ini sebagai suatu hambatan, namun jadikan sebagai motivasi untuk berusaha untuk menjadi orangtua yang baik, sebab anak-anak kita merupakan tabungan kita kelak di akhirat. Terus belajar untuk berusaha menjadi orangtua yang baik dengan selalu menjalin komunikasi interpersonal dengan anak-anak kita. Â
Dengan membangun komunikasi interpersonal yang baik, dipercaya mampu memperkuat ikatan emosional antara keduanya. Begitupun sebaliknya, komunikasi interpersonal yang kurang baik dapat menyebabkan masalah dalam pengambilan keputusan dan perilaku yang salah, serta mengganggu perkembangan anak dalam berbagai aspek kehidupan.
Berikut sedikit dari sekian banyak tips bagi orangtua dalam membangun komunikasi interpersonal dengan anak pada usia remaja (diambil dari berbagai sumber):
 (1) Jadilah pendengar yang baik. Dengarkanlah apa yang dikatakan oleh anak-anak kita. Anak-anak pada usia remaja akan berhenti berbicara ketika orangtua tidak mau mendengarkan dengan baik. Hal ini tentu akan menjadi sulit bagi kita sebab di kemudian hari mereka tidak akan mau lagi terbuka dan bercerita kepada kita. Bahkan bisa jadi, mereka akan mencari orang lain sebagai tempat bercerita;Â
(2) Hormati pendapat anak. Sebagai orangtua kita ingin anak-anak kita menghargai apa yang kita sampaikan. Begitupula sebaliknya, anak-anak remaja kita juga ingin dihargai. Untuk itu, ketika mereka menyampaikan pendapatnya mengenai suatu hal, orangtua harus terbuka, jika perlu fasilitasi untuk saling berdiskusi;Â
(3) Bangun komunikasi 2 arah. Orangtua tidak selalu benar, dan anak tidak selalu salah. Jangan jadikan anak remaja kita sebagai objek pasif yang hanya mendengarkan saat orangtuanya berbicara. Beri kesempatan kepada mereka untuk merespon, bukan hanya menjawab ya atau tidak. Tentu ajarkan pula kepada mereka untuk dapat merespon dengan sopan;Â
(4) Habiskan waktu Bersama. Anak remaja kita biasanya sibuk dengan kegiatan sekolah. Bahkan, ada yang lebih memilih menghabiskan waktu dengan teman-temannya daripada dengan orangtuanya. Ajak mereka untuk melakukan kegiatan Bersama seperti olahraga atau makan bersama di mana ada kesempatan untuk saling berbagi cerita.
Ringkasnya, Orangtua harus berperan aktif menjaga anak-anaknya agar tidak terlibat dalam kegiatan yang negatif apalagi sampai terjerumus pada kenakalan remaja.Â
Dengan membangun komunikasi interpersonal, orangtua dapat memperkuat ikatan emosional dengan anak-anaknya dan mendukung mereka dalam hal-hal positif. Orang tua dapat mulai membangun fondasi komunikasi interpersonal yang kuat dengan anak remaja mereka dengan mengikuti beberapa tips yang disebutkan di atas, yang dapat memberikan manfaat dalam berbagai aspek kehidupan anak-anak mereka.Â
Orang tua harus ingat bahwa mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal adalah buka proses sesaat melainkan proses berkelanjutan yang membutuhkan kesabaran, empati, dan kemauan untuk mendengarkan dan terlibat dengan anak-anak mereka.
Referensi:
Larasati, K (2019). Hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua-remaja dengan keterampilan sosial remaja. Jurnal Psikologi Udayana. Vol. 6(1)
Safitri, J (2020). Hubungan Komunikasi Orang Tua dan Remaja dengan Kenakalan Remaja Melalui Tinjauan Systematic Review. Borneo Student Research. Vol. 2(1)
Komar, F (2020). Pengaruh Komunikasi Interpersonal Orangtua dengan Anak Terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa (Studi Kasus SMP Negeri 2 Salapian). Cendikia : Media Jurnal Ilmiah Pendidikan. Vol. 11(1)
Siregar, N.S (2017). HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DAN ANAK DENGAN PERILAKU KENAKALAN REMAJA. Jurnal Ilmiah Bimbingan dan Konseling, Vol. 1(1)
Fazri, M (2022). Keterampilan Interpersonal Dalam Berkomunikasi Tatap Muka. Dawatuna: Journal of Communication and Islamic Broadcasting. Vol. 2(2)
Anggraini, C (2022). Komunikasi Interpersonal. Jurnal Multidisiplin Dehasen, Vol. 1(3)
https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/healthyliving/teenagers-and-communication
https://www.halodoc.com/artikel/begini-cara-membangun-komunikasi-dengan-remaja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H