Mohon tunggu...
prast setyo
prast setyo Mohon Tunggu... -

Surabaya - sidoarjo pergi pagi pulang petang

Selanjutnya

Tutup

Money

Masih Soal Plastik dan Pengenalannya

6 April 2010   07:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:57 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

6. PS  (Polystyrene)

Polystyrene ditemukan pada tahun 1839 oleh Eduard Simon, seorang apoteker dari Jerman secara tidak sengaja. Plastik ini tidak buram, seperti glass, kaku, mudah patah, buram terhadap sentuhan, meleleh pada 95ºC. PS biasa dipakai untuk penggaris, gantungan baju, tempat menyimpan dlm kulkas, sendok, garpu, gelas, pembungkus industri minuman, catridge printer. Bahan ini juga sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Bahan tersebut harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, pertumbuhan dan sistem syaraf. Bahan itu juga sulit didaur ulang. Jika harus didaur ulang, PS memerlukan proses yang sangat panjang dan lama. Bila tidak tertera kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga. Tingkat daur ulang 1%. Karton telur, peralatan dapur plastic, pak foam, cd tempat video. Sebaiknya dihindari karena bisa melarutkan styrene yang bisa menyebabkan kanker.Botol bayi, botol minum, bungkus alat-alat elektonik.

7. OTHER

Tertera logo daur ulang dgn angka 7 di tengahnya, serta tulisan OTHER yg merupakan gabungan dari SAN (styrene acrylonitrile), ABS (acrylonitrile butadiene styrene) & PC (polycarbonate, Nylon). Kode OTHER dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan.  PC dpt ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak balita, botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formula. PC dpt mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol A. Jika masuk ke dalam makanan dan minuman berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas.  Dianjurkan untuk tidak dipergunakan untuk tempat makanan ataupun minuman karena Bisphenol-A dapat berpindah ke dalam minuman atau makanan jika suhunya dinaikkan karena pemanasan.  Ironisnya botol susu sangat mungkin mengalami proses pemanasan, entah itu untuk tujuan sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan dengan microwave, atau dituangi air mendidih atau air panas. SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan. Biasanya SAN terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, sikat gigi, pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan. sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa. Tingkat daur ulang 1%.

Ini adalah keterangan singkat tentang kode-kode daur ulang tersebut. Teman-teman kompasianer mungkin bisa mencoba melihat apakah wadah makanan atau minuman yang teman-teman pakai berulang-ulang sudah sesuai dengan kode daur ulang tersebut? Jangan korbankan diri kita dan orang-orang terdekat kita hanya karena ketidaktahuan dan ketidakpedulian kita.

Salam Hijau Dari kami Komunitas Nol Sampah dan Aku Konsumen Hijau

Tulisan Ini juga di publish disini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun