Mohon tunggu...
Setyawidi Rahayu
Setyawidi Rahayu Mohon Tunggu... Relawan - mahasiswa sosiologi uns tertarik mengenai film, musik dan seni

Mahasiswa semester 6 jurusan sosiologi di salah satu perguruan tinggi negri di Indonesia. Menyukai dunia tulis menulis dan gemar membaca (chat).

Selanjutnya

Tutup

Film

"Me Before You", tentang Mencintai yang Merelakan

21 Februari 2019   14:04 Diperbarui: 21 Februari 2019   14:28 2722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film ini merupakan sebuah film adaptasi dari novel bestseller karya Jojo Moyes dengan judul yang sama. Pertama kali dirilis pada tahun 2016 lalu, film ini dibintangi oleh Emilia Clark sebagai Louisa Clark dan Sam Claffin sebagai Will Traynor.

Louisa Clark merupakan gadis biasa dengan penampilan yang sedikit unik terpaksa harus dipecat dari kafe lokal tempatnya bekerja karena kafe tersebut mengalami kebangkrutan. Berbekal dengan minimnya keahlian dia mendatangi agen pekerja untuk mendapatkan pekerjaan baru, pun dia mendapatkan lowongan untuk mengurus seorang difabel yang kaya raya dari keluarga Traynor. Pekerjaan yang tidak terlalu membutuhkan keahlian dalam waktu 6 bulan dengan gaji yang lumayan.

Berkat semangat bekerja yang Louisa tunjukkan pun akhirnya dia mendapatkan pekerjaan untuk mengurus Will Traynor. Pada mulanya kehadiran Louisa bukanlah sesuatu yang menyenangkan untuk Will. Sifat Louisa yang ceria dan banyak bicara serta keinginannya mencoba agar lebih akrab dengan Will membuatnya muak. Hingga pada suatu kali mantan kekasih Will datang bersama sahabat Will sendiri datang untuk mengatakan pada Will jika mereka akan segera menikah, emosi Will memuncak dan secara sengaja memecahkan seluruh figura miliknya.

Louisa mencoba memperbaiki figura yang rusak tadi dengan lem namun Will tidak senang akan hal itu. Will membentak Louisa dan berkata bahwa dia tidak menginginkan Louisa ada disisinya, bahkan untuk memperbaiki figura yang sengaja ia rusak. Mendengar akan hal itu, Louisa berkata jika dia tidak akan pergi karena yang mempekerjakannya bukanlah Will melainkan ibu Will, Camilla Traynor dan Louisa sangat membutuhkan uang pada saat itu.

Will sedikit tergoyah hatinya dan mulai menerima Loisa dengan caranya. Dari situ, Will dan Louisa mulai dekat, mereka bertukar cerita meskipun sebenarnya Louisa-lah yang sangat sering menceritakan hidupnya. Tentang ketertarikannya pada fashion, peekerjaannya dan kesehariannya yang monoton. Will pun berkomentar jika kehidupan Louisa lebih mengerikan dari hidupnya. Bekerja, menemani Patrick -pacar Louisa- berlari meskipun Louisa sangat benci lari, pulang ke rumah dan selalu berulang-ulang. Mereka pun semakin dekat, sampai pada suatu hari Louisa tidak sengaja mendengar percakapan antara ibu dan ayah Will mengenai keputusan Will untuk mengakhiri hidupnya melalui organisasi bunuh diri Swiss, dignitas.

Pengetahuan Louisa mengenai hal ini dirahasiakan olehnya dan ia lebih memilih menceritakan hal ini pada kakaknya, Katrina Clark. Mendengar cerita Louisa Katrina pun mengusulkan jika Louisa harus membuat Will menikmati hidupnya meskipun dengan kondisinya saat ini. Atas saran itu, Louisa mengajukan beberapa perjalanan dan rencana yang bisa dilakukan oleh Will pada orangtua Will. Mereka pun menyetujui.

Pneumonia yang diderita Will menyerangnya tiba-tiba setelah beberapa rencana dilakukannya sehingga Louisa mengubah rencana perjalanan dan membawa Will ke Mauritius bersama dokter yang biasa mengurusnya , Nathan. Pada malam sebelum liburan yang menyenangkan itu berakhir, Louisa mengungkapkan isi hatinya, dia mencintai Will. Namun Will mengungkapkan keinginannya untuk mengakhiri hidup, dia sangat menyukai kebersamaan dengan Louisa akan tetapi dia tidak bisa selamanya berada di kursi roda.

Louisa marah dan merasa tersakiti hingga ia diam selama sisa akhir perjalanan. Setelah kembali, Louisa mengundurkan diri dari pekerjaannya dan tidak membutuhkan bayaran untuk pekerjaannya selama ini pada Camilla Traynor.

Setelah pembicaraan dengan ayahnya, Louisa memutuskan untuk mengunjungi Will terakhir kali di Swiss. Diakhir hidupnya Will berkata jika selama 6 bulan terakhir adalah masa terindah baginya. Will pun wafat dan meninggalkan warisan untuk Louisa, Will berharap Louisa dapat melanjutkan pendidikannya, memulai hidup baru dan jangan terlalu sering untuk memikirkan Will. Film ini diakhiri dengan Louisa yang berada di cafe kota Paris sedang duduk di sudut yang direkomendasikan Will sambil membaca wasiatnya.

Dikemas secara apik, film ini mengajarkan jika mencintai seseorang bukan berarti harus menahan orang yang kita cintai untuk tinggal. Merelakan seseorang yang kita cintai bukan berarti kita berhenti mencintainya, namun disitulah arti cinta yang sesungguhnya. Film ini cocok untuk ditonton bersama keluarga, teman bahkan pasangan. Alurnya ringan dan membuat setiap penontonnya larut di dalamnya serta merasakan emosi yang sama seolah menjadi pemeran dalam film ini. Selamat menonton.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun