Pada tanggal 18-21 Agustus yl di Universitas Hamburg diselenggarakan Internationaler Konggress Achtsamkeit . Eine buddhistische Praxis für die Gesellschaft heute -Konggres Internasional Achtsamkeit (Inggris: Mindfullness). Sebuah praktek agama Buddha untuk masyarakat masa kini.
Achtsamkeit ini sulit saya terjemahkan di sini. Di dalam bahasa Indonesia bisa berarti penuh perhatian, seksama, teliti. Tapi di dalam agama Buddha ini merupakan bagian dari meditasi. Hozan Alan Senauke, pendeta Buddha aliran Soto Zen dari Shunryui Suzuki Roshi memberi contoh yang mudah untuk bisa mengerti Achtsamkeit.
Kami, pengikut konggres, diminta duduk dengan rileks, tanpa berfikir apa-apa. Konsentrasi pada nafas. Ambil nafas dalam, keluarkan pelan-pelan melalui mulut. Beberapa detik atau menit konsentrasi hanya pada nafas. Setelah itu Hozan Alan Senauke membawa perhatian kami pada udara yang kami ambil untuk bernafas. Udara yang sama yang dipakai bernafas orang tua, saudara-saudara dan teman-teman kita. Udara yang sama yang dipakai bernafas orang-orang di negara-negara lain di dunia ini. Di sini kami diminta melihat hubungan yang ada sesama manusia. Dst. Proses meneliti udara ini yang disebut sebagai Achtsamkeit.
Banyak orang kemudian mengambil Achtsamkeit ke luar konteks agama Buddha seperti Jon Kabat-Zinn, misalnya, yang mengambilnya untuk dijadikan metode anti stressnya. Menurutnya, Achtsamkeit meningkatkan kesadaran berlaku di saat sekarang, bukan kemarin atau rencana besok. Program latihan-latihannya begitu sukses dalam dunia kedokteran dan terapi.
Konggres Internasional yang diadakan oleh Tibetische Zentrum dan Zentrum für Buddhismuskunde Universitas Hamburg ini berusaha menunjukkan seluruh spektrum dari Achtsamkeit yang ada masa kini. Dari asal usul dan artinya dalam agama Buddha maupun peranannya dalam bidang ilmu pendidikan, kedokteran dan psikologi. Dan semua dengan tujuan mencari jawaban atas pertanyaan: Apakah Achtsamkeit bisa mengubah masyarakat?
--------------------
Pembawa makalah dalam Konggres ini datang dari segala pejuru dunia. Di samping para ilmuwan  juga datang para Bhiksu dan Bhiksuni dari Tibet, Taiwan, Nepal, Jepang, Thailand dan Sri Langka.
Di samping workshop-workshop, juga ada panel-panel diskusi. Panel-panel diskusi ini terdiri dari:
1. Panel Tradisi Buddhismus.
Di sini para ilmuwan mencoba melihat asal usul dan arti Achtsamkeit dalam praktek pelbagai aliran  Buddhismus.
2. Panel Tradisi vs Modern.