Mohon tunggu...
setyaulitagloria
setyaulitagloria Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

menyukai konten hiburan dan konten kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pencitraan dalam Politik di Era Sosial Media

27 Desember 2024   12:27 Diperbarui: 26 Desember 2024   20:37 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di sisi lain, media sosial juga menjadi wadah penyebaran informasi palsu yang dapat merusak reputasi politisi. Berita palsu dan kampanye kebencian sering kali menyebar secara viral dan dapat berdampak signifikan terhadap persepsi masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi politisi untuk tidak hanya fokus pada citra positif, tetapi juga aktif melawan disinformasi yang dapat merugikan mereka.

Secara keseluruhan, pencitraan dalam politik di era media sosial merupakan proses yang dinamis dan kompleks. Politisi harus mampu cepat beradaptasi dengan  perubahan tren dan perilaku masyarakat agar tetap relevan dan kredibel. Dengan memahami dinamika ini, politisi dapat menggunakan media sosial sebagai alat yang ampuh untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan pemilih. Selain itu, partisipasi aktif dalam dialog publik melalui media sosial dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas sehingga memperkuat legitimasi  di mata publik.

Strategi yang sangat terkenal adalah "ride the wave" (Saraswati, 2018). Di sinilah para politisi memanfaatkan topik hangat dan mengeksploitasinya. Saat ini, segala macam isu dan peristiwa sedang diawasi dengan ketat oleh banyak orang, dan politisi juga berperan dalam menarik  satu sisi penonton. Agar terlihat relevan, mereka melakukan strategi-strategi tersebut sambil meningkatkan visibilitas mereka di mata publik.

Penggunaan foto, gambar, video, dan  konten media sosial kreatif lainnya meningkatkan fiksi berdensitas rendah. Politisi dapat menunjukkan sisi kemanusiaannya dan  berkomunikasi dengan cara yang lebih bersahabat. Strategi ini memungkinkan adanya ikatan yang lebih erat antara politisi dan pemilih. Keberhasilan penerapan strategi pencitraan sering kali menghasilkan dukungan publik yang lebih besar.

Kecepatan media sosial juga berarti bahwa pernyataan atau tindakan politik apa pun dapat langsung menjadi viral. Reaksi di platform sosial langsung terlihat dan memberikan informasi berharga bagi politik. Oleh karena itu, penggunaan media sosial untuk pencitraan telah menjadi alat yang sangat strategis untuk mencapai tujuan politik saat ini.

Selain itu, platform media sosial sering digunakan untuk menyebarkan berita palsu dan misinformasi, yang dapat berdampak negatif terhadap persepsi publik dan kualitas demokrasi. Agar citra politik dapat ditampilkan secara maksimal di media sosial, politisi dan partai politik harus berhati-hati dalam menggunakan media sosial.

Transparansi dan akuntabilitas  harus diutamakan dan integritas demokrasi kita harus dijaga. Pendidikan kewarganegaraan dan literasi digital bisa sangat membantu dalam memilih fakta dan politisi yang tepat. Memberikan pencerahan politik di media sosial bisa sangat bermanfaat  bagi partisipasi politik, kesadaran publik, dan bahkan kekuatan demokrasi, asalkan digunakan secara hati-hati untuk menghindari hal-hal yang berpotensi merugikan.

Kesimpulan

Ekspresi dalam politik telah menjadi elemen penting dalam cara para politisi berkomunikasi di era media sosial saat ini. Dengan memanfaatkan berbagai platform digital,  politisi dapat membangun citra diri yang kuat. Mereka bisa menunjukkan karakter dan nilai-nilai yang dipromosikan melalui konten yang menarik. Misalnya, Anda dapat menggunakan video, gambar, dan teks untuk menyampaikan informasi dengan cara yang lebih mudah diakses dan dipahami oleh masyarakat umum.

Kehadiran media sosial juga memberikan peluang bagi politisi untuk menjangkau khalayak yang lebih luas. Sifat interaktif  platform ini memastikan komunikasi saling menguntungkan (Rosmini et al., 2024). Pengikut dapat mengirim komentar, pertanyaan, dan umpan balik.

Meskipun demikian, penyebaran informasi yang salah adalah masalah yang serius. Media sosial memudahkan dalam mengakses informasi, namun tidak semua informasi akurat. Informasi yang salah dan rumor biasanya menyebar lebih cepat daripada kebenaran. Hal ini dapat mempengaruhi opini masyarakat dan membingungkan opini publik. Meskipun pemrosesan gambar menawarkan banyak peluang, tantangan yang ditimbulkannya juga harus diatasi dengan hati-hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun