Pengerjaan instalasi MBBR di IPA Cilandak telah dimulai sejak awal tahun ini. Pengerjaan fisik sudah mencapai 95 persen. Itu juga terlihat saat kunjungan kemarin ke instalasi. Masih ditemui pekerja yang sedang menyelesaikan pengerjaan instalasi.
Rencananya, instalasi MBBR secara keseluruhan bisa selesai dan diterapkan di IPA Cilandak akhir tahun ini. Dengan nanti diterapkannya teknologi MBBR secara penuh, diharapkan bisa meningkatkan kapasitas produksi menjadi 420 liter per detik.
Pengolahan Air Kali Krukut menjadi Air Bersih di IPA Cilandak
Ada 3 unit Plant di IPA Cilandak, Plant Lama (1 dan 2) serta UCD 720. Ini adalahnampak depan Unit Plant Lama 1, yang sudah ada sejak tahun 1977. Plant Lama 1 ini mampu memproduksi air bersih sebanyak 100 liter per detik. Foto: Arum Sato
Plant Lama 1 nampak dari atas. Mempunyai bak Koagulasi dan Flokulasi masing-masing satu unit, bak sedimentasi 2 unit, serta bak filtrasi/penyaringan sebanyak 6 unit. Dari Plant ini menghasilkan air bersih 100 liter per detik. Foto: Dokumentasi Kompasiana
Instalasi Pengolahan Air (IPA) Cilandak dibangun pada tahun 1977. Sejak awal beroperasi, instalasi ini memproduksi air bersih dengan kapasitas 200 liter per detik dari 2 unit yang disebut Plant Lama. Masing-masing Plant Lama berkapasitas 100 liter per detik. Sistem filtrasi Plant Lama menggunakan
Rapid Gravity Sand Filter. Sistem penyaringan dengan pasir silika yang mengandalkan gaya gravitasi. Jadi, air dialirkan dari atas dengan pasir silika sebagai saringan berada di bagian bawah tabung. Meski Plant Lama di bangun tahun 1977, tapi masih kokoh berdiri dan masih berfungsi dengan baik.
Untuk menambah kapasitas produksi air bersih di IPA Cilandak, pada tahun 2000 dibangun satu Plant baru yang diberi nama Plant (Unit Compact Degreemont) UCD 720. Plant UCD 720 ini berkapasitas produksi 200 liter per detik, yang dirancang langsung oleh Degreemont Perancis.
Plant UCD 720 mempunyai bak Flokulasi dan Koagulasi seanyak 3 unit, bak Sedimentasi satu unit, dan filtrasi 3 unit. Ini adalah unit filtrasi dengan Pressurized Sand Filter (filter dalam tangki bertekanan operasional 3 bar). Dari 3 tabung filtrasi ini mampu menghasilkan air bersih sebanyak 200 liter per detik. Foto: Arum Sato
Secara sistem kerja, antara Plant UCD 720 dan Plant Lama adalah sama. Yang membedakan adalah kapasitas produksi dan filter filtrasi. Kalau satu unit Plant Lama menghasilkan air bersih 100 liter per detik, satu Plant UCD 720 mampu menghasilkan air bersih 200 liter per detik. Sistem filtrasi pada Plant UCD dirancang menggunakan
Rapid Treatment dan
Pressurized Sand Filter (filter dalam tangki bertekanan). Untuk Plant Lama dengan sistem filtrasi manual yaitu
Rapid Gravity Sand Filter.
Kepala Instalasi IPA Cilandak, Rizky Darmadi dan kawan kompasianer ketika melihat langsung pengolahan air IPA Cilandak di Plant UCD 720. Foto: Arum Sato
Dari tiga unit pengolahan air ini, saat ini IPA Cilandak mampu memproduksi air bersih sebesar 400 liter per detik. Air bersih dari IPA Cilandak langsung dialirkan melalui pipa ke beberapa area yang menjadi pelanggan PALYJA. Ada 3 line/saluran yang menjadi pasokan IPA Cilandak.
Line barat meliputi kawasan sepanjang TB Simatupang hingga Point Square, Fatmawati Darmawangsa. Line tengah meliputi kawasan Antasari. Line timur meliputi kawasan Pejaten, Pasar Minggu, Kalibata, Tebet, hingga Pancoran. Secara administratif, keseluruhan wilayah tersebut berada di Jakarta Selatan.
Sebelum disalurkan ke pelanggan, air yang diambil dari Kali Krukut mengalami beberapa tahap pengolahan.
Pra Sedimentasi
Air dari Kali Krukut ketika masih di bersihkan dengan teknologi MBBR di bak Pra Sedimentasi. Foto: Arum Sato
Satu-satunya sumber air baku IPA Cilandak adalah dari Kali Krukut. Sebelum air masuk ke Plant pengolahan, air terlebih dulu mengalami
pra treatment pengolahan.
Pra treatment pengolahan air adalah untuk mengurangi kadar polutan, karena Plant pengolahan air yang ada di IPA Cilandak tidak didesain untuk mengolah air dengan kadar polutan tinggi. Maka, perlu dilakukan
treatment lain untuk menurunkan kadar polutan terlebih dulu.
Lihat Inovasi Selengkapnya