Tari Bedhaya Diradameta disajikan oleh 7 orang penari putra dengan garap gerak tari alus gaya Mangkunegaran. Tarian ini dilengkapi dengan tombak dan gendhewa (panah), dengan kostum penarinya dengan desain dodot ageng.
Pagelaran seni tari Langen Beksa Adiluhing Kraton Nusantara merupakan salah satu cara yang dilakukan keluarga keraton untuk menumbuhkan rasa cinta dan memiliki (handarbeni) terhadap potensi budaya leluhur. Juga sebagai ajang silaturahmi yang kiranya dapat mempererat jalinan kekerabatan dalam upaya menyatukan trah kekerabatan (ngumpulake balung pisah).
“Keraton sebagai pusat kebudayaan, nyata-nyata menjadi sebuah wujud sumber kekayaan budaya yang merupakan Saka Guru dari kepribadian bangsa, menjadi sebuah jatidiri kebangsaan dalam sebuah negara,” tutur Raden Mas Danang Purbaningrat, Ketua Penyelenggara Pagelaran Langen Beksa Adiluhing Keraton Nusantara.
Sejarah budaya juga dapat kita jadikan sebagai cermin untuk mengambil nilai dan hikmah positifnya serta sarana untuk belajar. Jangan sampai generasi berikutnya kehilangan jejak (kepaten obor) dari warisan budaya leluhurnya sendiri. [Arum Sato]
Jakarta, 22 Mei 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H