Mohon tunggu...
Arum Sato
Arum Sato Mohon Tunggu... content writer -

pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Lima Tarian Klasik Keraton dalam Langen Beksa Adiluhung Keraton Nusantara

22 Mei 2016   16:46 Diperbarui: 23 Mei 2016   22:27 1574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tari Bedhaya Diradameta disajikan oleh 7 orang penari putra dengan garap gerak tari alus gaya Mangkunegaran. Tarian ini dilengkapi dengan tombak dan gendhewa (panah), dengan kostum penarinya dengan desain dodot ageng.

Penampilan 7 penari pria dalam membawakan Tarian Bedhaya Diradameta di Gedung Kesenian Jakarta, 11 Mei 2016. Foto: arum sato
Penampilan 7 penari pria dalam membawakan Tarian Bedhaya Diradameta di Gedung Kesenian Jakarta, 11 Mei 2016. Foto: arum sato
Handarbeni Budoyo, Merawat dan Mencintai Budaya Leluhur

Pagelaran seni tari Langen Beksa Adiluhing Kraton Nusantara merupakan salah satu cara yang dilakukan keluarga keraton untuk menumbuhkan rasa cinta dan memiliki (handarbeni) terhadap potensi budaya leluhur. Juga sebagai ajang silaturahmi yang kiranya dapat mempererat jalinan kekerabatan dalam upaya menyatukan trah kekerabatan (ngumpulake balung pisah).

“Keraton sebagai pusat kebudayaan, nyata-nyata menjadi sebuah wujud sumber kekayaan budaya yang merupakan Saka Guru dari kepribadian bangsa, menjadi sebuah jatidiri kebangsaan dalam sebuah negara,” tutur Raden Mas Danang Purbaningrat, Ketua Penyelenggara Pagelaran Langen Beksa Adiluhing Keraton Nusantara.

Sejarah budaya juga dapat kita jadikan sebagai cermin untuk mengambil nilai dan hikmah positifnya serta sarana untuk belajar. Jangan sampai generasi berikutnya kehilangan jejak (kepaten obor) dari warisan budaya leluhurnya sendiri. [Arum Sato]

Jakarta, 22 Mei 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun