Peserta ketiga adalah sosok Agus Yuswanta. Beliau adalah Deputy Manager Hukum dan Humas dari PLN wilayah Bangka Belitung. Menulis adalah sesuatu yang tak asing baginya, karena memang selama ini ia seorang humas. Selama mengikuti kegiatan magang di Kompasiana, praktis ia sangatlah aktif dengan menghasilkan 6 artikel dalam rentang waktu seminggu (18-24 April 2016).
Tiga artikel sempat di presentasikan di ruang Imam Bonjol waktu itu. Kisah Pulihkan Listrik Saat Banjir : Dani, Empat Jam di Atas Pohon, Transmisi 150 kV Selesaikan Pemadaman di Bangka, dan Enda, di Balik Bersihnya Pasar Palmerah. Ketiganya mewakili artikel feature, opini dan foto essay.
Dari ketiganya tersebut, artikel opini Transmisi 150 kV Selesaikan Pemadaman di Bangka yang saya kira cukup inspiratif dan sangat relevan tentang kelistrikan. Dari artikel ini saya bisa mengerti dan paham tentang mangapa ada pemadaman secara bergilir. Ternyata, dalam pemadaman bergilir ada upaya penghematan listrik dan efektifitas penggunaan listrik yang dilakukan. Di artikel tersebut juga ada harapan Agus Yuswanta terhadap dukungan dan peran pemerintah daerah Bangka Belitung serta masyarakat sekitar dalam pembangunan infrastruktur kelistrikan di sana. Demi ketersediaan pasokan listrik di wilayah Bangka Belitung.
Bagi saya, presentasi dari Agus Yuswanta secara keseluruhan cukup komprehensif. Cukup menarik dan mewakili tentang apa saja teori yang dipelajari dan pengaplikasian dalam bentuk artikel atau tulisan yang disesuaikan dengan fakta kondisi di lapangan. Semoga ke depannya, PLN bisa mempunyai Agus-Agus lain yang menginspirasi dalam menyampaikan informasi kelistrikan.
Peserta ke-empat atau terakhir adalah sosok Moh Arief Fatchiudin. Beliau dari PLN Pusat Sertifikasi (PLN Pusertif) Jakarta dari bagian pengembangan usaha sebagai Supervisor Pemasaran. Sama halnya dengan peserta pertama, beliau ini baru dalam hal kehumasan. Beliau sama sekali belum pernah menulis di media sosial.
Tapi dengan mengikuti Akademi Menulis Kompasiana-PLN, 4 artikel berhasil dibuat oleh sosok Moh Arief Fatchiudin, dalam rentang waktu 4 hari (20-23 April 2016). Sebuah kemajuan yang signifikan, mengingat untuk ber-chat ria melalui wa saja beliau ini mengaku sangat malas.
Dualisme Akreditasi dan Sertifikasi Ketenagalistrikan, Haruskah Ada pada Kementerian ESDM?, Dua Tahun Jelang Pensiun, Joko Santoso Tetap Berdedikasi, Kemandirian Ibu Murti, Penjual Nasi di Palmerah,dan Pepih Nugraha Berbagi Tips Menulis adalah tulisan yang dihasikan Moh Arief Fatchiudin.
Dalam tulisan opini beliau menulis Dualisme Akreditasi dan Sertifikasi Ketenagalistrikan, Haruskah Ada pada Kementerian ESDM? Dalam artikel tersebut, saya melihat keluhan yang sangat terkait dan relevan dengan pekerjaannya sebagai Supervisor Pemasaran di PLN. Juga himbauan kepada pemerintah pusat untuk tidak membuat dua aturan pada kegiatan yang sama, sehingga membingungkan penyelenggara di lapangan. Kebingungan untuk mengikuti aturan mana yang harus dipegang dalam menjalankan regulasi.
Dengan penuh semangat, beliau juga mempresentasikan ilmu yang di dapat selama mengikuti Akademi Menulis Kompasiana-PLN. Dan ketika ada perintah untuk membuat video, beliau dengan kreatif berhasil menggabungkan foto-foto hasil bidikan hape ke dalam bentuk video.Â