Mohon tunggu...
Arum Sato
Arum Sato Mohon Tunggu... content writer -

pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jingga: Ada Harapan dan Warna Kehidupan di Balik Kegelapan

21 Februari 2016   17:17 Diperbarui: 8 Juni 2017   22:53 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lalu bagaimana mereka melihat dunia tanpa penglihatan dan mengubah dunianya menjadi lebih berwarna? Mereka melatih indera lainnya. Indera peraba, pendengaran dan penciuman adalah “mata” bagi penyandang tunanetra. Mereka melihat dengan meraba, mendengar dan membaui.

Mereka bisa melihat wanita cantik atau pria ganteng dari suara dan wangi tubuhnya. Mereka mengenali suatu tempat dengan indera peraba dan pendengarannya. Dan yang pasti, ingatan mereka kuat. Mereka lebih “awas” dari kita yang normal. Mereka istimewa.

Dan kondisi fisik sesorang bukan penghalang menuju masa depan. Mereka tidak pasrah pada nasib dan diam tanpa berusaha. Mereka sama dengan kita yang normal, punya keinginan dan harapan. Dalam film ini ditunjukkan bagaimana ke-empat remaja tersebut berlatih keras untuk menjadi juara dalam sebuah kompetisi musik. Dan berhasil! Meski harus kehilangan Marun yang harus kalah dengan penyakit kankernya.

Mengambil lokasi shooting di Bandung, film ini terasa sejuk, dan menginspirasi. Dan sangat layak untuk di tonton. Akan hadir di bioskop seluruh Indonesia pada 25 Februari 2016 mendatang. Luangkan waktu untuk menontonnya, ya. Apik dan recommended banget. Eh tapi..untuk yang mellow jangan lupa bawa tissue, yaa. Atau setidaknya bawa pundak yang bisa buat nyembunyiin sembabnya. Hahaha.

Anyway, sukses untuk Lola Amaria. Terus warnai dunia perfilman tanah air dengan film-film yang menginspirasi. Sukses buat Jingga. Dan maju terus perfilman Indonesia!

Oleh Setyaningrum

Jakarta, 21 Februari 2016

Pesan moral tersirat: Surya Jingga adalah nama pemeran utama film Jingga. Ibaratkan sebuah tata surya, Jingga adalah warna sunset. Seperti kata Lola Amaria di akhir jumpa pers: jangan pikir ada sunset kalau mataharinya tidak terbit. Semua bermula dari keluarga. Matahari adalah keluarga, sumber energi sekaligus pangkal segala persoalan. Bila keluarga aware, sosok Jingga, Nila, Marun dan Magenta tak akan ada. Mereka akan lahir sebagai anak yang normal. Untuk itu, mari melengkapi diri dengan pengetahuan dan kepedulian untuk kelangsungan hidup anak cucu kelak. Supaya tak ada lagi Marun, Nila, Magenta ataupun Jingga. Biarkan anak-anak kita hidup normal tanpa kita ciptakan “sakit” yang menjadi beban seumur hidupnya. Film Jingga ini adalah perjuangan hidup anak-anak “sakit” dalam menjalani hidup mereka,  dengan penuh semangat dan pantang menyerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun