Penghargaan terakhir diberikan kepada pelopor bidang kebudayaan yaitu pesinden kondang, Waldjinah. Karir Waldjinah di awali dari juara I Bintang Radio Indonesia tahun 1965. Lagu pertama Waldjinah adalah Yen Ing Tawang Ono Lintang. Lagu-lagu lain yang melambungkan namanya antara lain: Walang Kekek, Jangkring Genggong, Getuk, Ayo Ngguyu, Putri Solo, dan masih banyak lainnya.
“Seperti kata Pak Presiden, saya mengusulkan supaya anak-anak kita di didik untuk menyanyi keroncong. Karena keroncong itu asli milik Indonesia. Tidak ada Negara lain yang memiliki,” pesan sang Maestro keroncong Indonesia tersebut.
[caption caption="Senyum seorang Waldjinah, sang Maestro Keroncong Indonesia. Yang berkali-kali mengucapkan terima kasih kepada Kompas TV, bahwa masih di ingat dan diberi penghargaan atas karyanya, meng-uri-uri budaya Indonesia melalui musik keroncong."]
Dan saya pun setuju, dan mendukung penuh, untuk pemerintah memperhatikan seni dan budaya yang di miliki masyarakat kita, juga pelaku kesenian tersebut untuk di payungi, di uri-uri keberadaannya untuk jangan sampai hilang tertelan jaman. Karena kebudayaan itu adalah identitas negara. Jangan sampai kita kehilangan jati diri sebagai bangsa yang berbudaya.
“Keroncong itu hanya cak cuk selo, apa-apa bisa. Di luar negeri selo itu di gosok, kalo keroncong itu di petik. Itu bedanya musik keroncong kita,” tambah Waldjinah.
Malam itu, lalu-lagu popular Waldjinah dinyanyikan beberapa artis masa kini. Waldjinah sendiri meyanyikan sepenggal Walang Kekek, yang di teruskan oleh Sruti Respati, salah satu murid Waldjinah. Yang tak kalah mengharukan adalah ketika aktor berdarah Batak, Maruli Tampubolon menyanyikan lagu Getuk. Di teruskan Cherrybell dengan lagu Jangkrik Genggong, dan di rangkai oleh Candil dengan Ayo Ngguyu.
Cak Lontong, Butet Kertaradjasa, Trio Lestari, Kotak dan Iwan fals, juga ikut memeriahkan acara yang berlangsung selama tiga jam tersebut. Pertunjukan itu juga di hadiri oleh para pimpinan lembaga tinggi negara, para menteri Kabinet Kerja, politisi, seniman, dan para undangan terhormat lainnya.
After all, semoga kehadiran Kompas ke layar kaca, Kompas TV sebagai berita televisi atau televisi berita, bisa memberi perubahan yang berarti terhadap bangsa dan negara ini.
Jakarta, 02 Februari 2016
Foto selengkapnya bisa di lihat di bawah ini: