“Tidak mudah mencari karyawan. Kebanyakan menolak pekerjaan yang saya tawarkan, karena mereka menganggap kalau bekerja itu harus ada kantor dan berpakaian rapi,” ujar Siti Laela, menungkapkan kesulitannya dalam mencari tenaga pembatik untuk sanggarnya.
Namun kesulitan-kesulitan seperti itu tak mematahkan niatnya untuk melestarikan warisan leluhurnya tersebut. Meski masih mengimpor kain dan perlengkapan membatik dari Pekalongan, tak menyurutkan tekad Siti Laela dalam mempertahankan kekhasan Batik Betawi tersebut, dengan terus berkarya.
Dengan memproduksi batik cap dan batik tulis, Siti Laela memasarkan hasil karyanya melalui web di batikbetawiterogong.com dan media sosial Batik Tulis Betawi Terogong maupun @terogongbatik. Juga dengan menitipkan di gerai Galeria Jakarta (@galeria_jakarta) dan pusat oleh-oleh khas Jakarta ( Jalan Suryo dekat Kota Kasablanka). Atau, bila kita ingin bisa langsung ke lokasi Sanggar Batik Betawi Terogong, di Jl. Terogong III No. 27-C, Cilandak Barat, Jakarta Selatan. Sekalian bisa belajar membatik bersama pemilik sanggar, Siti Laela.
Siti Laela terus bersabar mengenalkan dan memasarkan batik tulis dan batik cap hasil karyanya ke khalayak luas. Harus siap bersaing dengan produng batik printing yang mana sebenarnya itu bukanlah batik.
“Di dalam batik printing tidak ada lilin atau malam. Itu tidak bisa disebut batik. Batik itu kain yang dilukis dengan lilin. Pada batik cap masih ada unsur lilinnya, tapi kalo printing tidak ada. Itu tantangan besar saya dalam memasarkan Batik Betawi Terogong ini,” kisah Siti Laela terkait produk batik di pasaran.
Batik Betawi tak mempunyai aturan atau pakem seperti batik di Jawa pada umumnya, sehingga Batik Betawi tidak berpola. Motifnya bebas seputaran ikon-ikon Betawi dulu dan kini. Lebih dari 30 motif telah dipunyai oleh Siti Laela. Ada motif Monas, Ondel-ondel, Pengantin Betawi, Tanjidor, Jembatan Semanggi, Sungai Ciliwung, Peta Ceila, Tugu Pancoran dan motif-motif lainnya yang terus dikembangkan.
Yang menjadi ciri khas Batik Betawi adalah motif bertumpal yang lebih dikenal dengan nama pucuk rebung. Warnanya pun cenderung ngejreng, lebih cerah karena ada unsur budaya Cina yang melekat. Dulu, Betawi adalah kampungnya pendatang Cina. Makanya muncul istilah-istilah pada bahasa Betawi seperti encik, encang, encing, babe, mpok dan beberapa istilah lainnya.
“Harapan saya, semakin banyak orang di Jakarta yang tahu dan memakai batik Betawi Terogong. Instansi pemerintah pun bisa membantu dengan menyosialisaikan batik betawi kepada para staff sebagai batik khas Jakarta,” imbuh Siti Laela menutup acara diskusi malam itu di Best Western The Bellevue.