Mohon tunggu...
Arum Sato
Arum Sato Mohon Tunggu... content writer -

pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Dengan Kata, Berbuat untuk Indonesia Melalui Kompasiana

13 Juli 2015   06:45 Diperbarui: 13 Juli 2015   06:45 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Kompasiana sendiri, saya jarang menulis. Saya lebih aktif sebagai pembaca Kompasiana atau silent reader. Untuk beberapa tahun saya hanya menjadi pembaca Kompasiana. Hingga akhirnya saya memberanikan diri untuk bergabung dan menjadi bagian dari Kompasiana, sebagai pembaca sekaligus pengguna Kompasiana, pada akhir 2013. Setelah bergabung dan memverifikasi akun, saya pun belum menulis. Saya masih asyik menjadi pembaca Kompasiana. Dari mulai membaca artikel teman, maupun artikel orang lain. Menjadi pembaca saya pilih karena itu salah satu cara belajar yang saya lakukan untuk bisa menulis, karena memang saya tidak ada background kepenulisan sama sekali. Saya baru tergerak untuk menulis menjelang pertengahan tahun ini. Jadi, saya masih terus belajar untuk bisa menulis, menulis dengan baik.

Sebagai pembaca, banyak hal yang mempengaruhi kita untuk membaca sebuah tulisan. Bisa karena kenal penulisnya, bisa karena harapan ada ilmu yang bisa didapat dari suatu tulisan, atau pun karena judul suatu tulisan. Untuk alasan terakhir itu lebih banyak saya lakukan.

Tak sedikit dan sering saya meng-klik suatu artikel di Kompasiana maupun di media lain karena judulnya. Terdorong oleh rasa ingin tahu dan penasaran, mengulas tentang apa sih ini. Namun tak semua rasa penasaran tersebut menghasilkan jawaban yang memuaskan. Kadang, saya membuka artikel dengan judul yang sensasional, yang menarik, dan tak jarang juga yang bombastis, tapi tidak mencerahkan. Tidak ada sesuatu yang bisa saya petik dari artikel tersebut.

Tak jarang saya malah bingung setelah membaca suatu artikel. Entah karena cara menuliskan, atau hal-hal yang disampaikan tidak informative. Kadang malah ada yang sampai saya baca dua kali untuk memahami isi/pesan dari artikel tersebut. Saya seperti gagal paham, gitu.

Sebenarnya, saya sih juga nggak maruk bacaan. Kalau sekiranya tidak mengerti mending saya hindari dulu, tidak usah di baca, daripada menambah beban otak. Saya akan baca tulisan tersebut kalau pikiran sudah siap untuk menyerap isinya. Istilah saya, tidak mengambil makanan bila saya tidak mampu mengunyah dan mencerna makanan tersebut.

Namun, sering juga saya menemukan tulisan dengan judul yang sederhana, cenderung biasa malahan, tapi sangat informative dan mencerdaskan. Banyak ilmu yang bisa diserap di dalamnya. Dan kalau menemukan tulisan yang seperti itu rasanya seperti menemukan sebongkah emas. Senang banget karena mendapat ilmu gratis. Ibarat dapat makanan favorit yang enak, lezat dan gratis. Duh, senengnya.

Dari Kompasiana pula, saya bisa melihat belahan bumi dari sisi yang lain. Dengan aneka warna tiap sisinya. Melalui Kompasiana saya melihat keragaman Indonesia, wisata alamnya, aneka ragam suku penghuni beserta adat kebudayaan yang mengikutinya. Harapan saya kelak bisa melihat dan merasakan keragaman Nusantara secara nyata. Seperti yang sudah saya lihat di Kompasiana melalui sharing dari Kompasianers. Mudah-mudahan.

Terima kasih banyak kepada Kompasianer yang sudah berbagi pengalaman dan ilmu melalui tulisan di Kompasiana. Pengalaman dan ilmu yang telah menjadi guru sekaligus pegangan bagi pembacanya. Terima kasih Kompasiana, telah menyediakan tempat untuk belajar dan berbagi.

 

Jakarta, 13 Juli 2015

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun