Â
Kamu lagi apa? Gimana suasana di sana? Meriah? Disini terik, dan gerah. Ac belum terpasang, masih teronggok di teras rumah. Setelah kamu balik nanti, kita panggil tukang ac untuk memasangnya di ruangan kita, ya. Tapi sekarang gerah sekali. Aku malah nggak bisa fokus sama tugas di sini. Tersendat. Hanya kamu yang memenuhi kepalaku.
Oh, ya, aku bangun pagi tadi setelah pesanmu masuk. Bukan kesiangan, tapi aku malas bangun dari ranjang. Untuk apa aku bangun pagi kalau kamu tak kutemui. Aku menunggu pesan darimu, supaya energi kirimanmu itu membangunkan jiwaku yang lelap, terninabobo kan oleh ketiadaanmu.
Baru setelahnya aku cuci muka lalu sarapan. Kali ini hanya ada pepaya. Tidak ada melon, atau semangka sebagaimana biasanya. Aku belum berbelanja ke pasar. Ada sih, kios buah dan sayur depan rumah, tapi aku males keluar. Lagian lebih mahal ketimbang beli dari pasar. Ya sudah, aku makan pepaya itu saja. Itu sudah sangat mengenyangkan. Separuhnya lagi sudah aku makan kemarin pagi.
Kamu, sudah makan siangkah? Jangan lupa ya, porsi sayurannya di banyakin. Makan buahnya sebelum makan utama. Jangan setelahnya, lho, nanti keburu basi di perut. Nggak mau kan begah seharian? Barusan aku makan, beberapa suap nasi dengan teri goreng sejumput. Nggak ideal sih, tapi aku sedang malas memasak. Dan aku masih ingin melihatmu besok, itulah mengapa aku makan. Aku janji, akan makan dengan lahap bersamamu di meja makan. Sekembalinya dirimu.
Setelah kepergianmu pula, aku tidak minum kopi sebagimana biasanya ketika kamu ada. Tidak ada keinginan untuk itu, entah mengapa. Aku hanya mengawang-awang saja. Melompat dari awan satu ke awan satunya, berharap menemukan dirimu di sana. Ternyata semua kosong. Hanya lelah yang kudekap. Dan lalu terjatuh memeluk dirimu bersama mimpi.
Hampir lupa, besok pagi, aku berencarana mau belanja. Pagi-pagi sehabis subuh aku akan pergi ke pasar untuk membeli sayuran dan buah segar. Aku akan masak kesukaan kamu, sayur bening dengan aneka sayuran. Kamu kan senang sekali dengan sayur itu. Habis makan semangkok pasti kenyang deh. Nasi dan teman-temannya disenyumi doang. He he he.
Ah, sudah dulu, ya. Aku mau menata awan-awan itu. Agar ia tetap rapi di atas sana. Terlihat indah saat kau pandang ketika kau pulang esok. Juga mau melipat kemeja dan kaosmu. Beberapa jam saja sudah kering karena teriknya. Sungguh, terik sekali siang ini. Nanti malam aku akan kirim kabar lagi, kalau kamu sudah bebas dari tugas di sana. Bila aku tidak berkabar itu artinya aku terlelap. Baiklah, sudah dulu. Baik-baik di sana, ya.**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H