Mengagumi indahnya pagi.. dengan lembutnya sinar mentari,menghangatkan hati,lalu kumencintainya,dan tak sadarku terjatuh menghamba..
Â
mengagumi matahari dengan gagahnya cahaya membuana,menerangi seluruh dunia merata,lalu ku mencintainya, dan tak sadarku pun terjatuh menghamba...
Â
mengagumi malam dengan wibawanya mengayomi kehidupan melindungi jiwa-jiwa dalam lelapnya kegelapan,kumencintainya,dan tak sadarku pula terjatuh menghamba...
Â
mengagumi bulan dengan teduhnya, berkas sinar menyentuh pekatnya sanubari,kumencintainya dan tak sadarku juga terjatuh menghamba..
Â
mengagumi bintang bertaburan, cahaya kemilau gemerlapkan hati-hati yang gamang,meramaikan suasana sunyi cahaya asa, kumencintainya,dan tak sadarkupun terjatuh menghamba...
Â
perjalanan masih berada dalam lintasannya,senja menguning mendekati jingga.. dan kini..
Â
tak ada lagi indahnya dhuha dengan sinar lembutnya..
telah tenggelam matahari beserta gagahnya..
telah hilang malam bersama wibawanya ..
telah berlalu sinar bulan dengan keteduhannya..
telah pudar taburan bintang beserta gemerlapnya..
Â
Â
dinding lembayung hati diliputi beraneka rasa kecewa,seakan langit hancur luluh porak poranda,,
gelora dada mencela,, mencaci,, membenciii!!!!
Â
senjaku laksana Ibrahim yang menghancurkan seluruh berhala dijiwa,menyisakan sebuah raksasa Cinta dengan kapak dilehernya, tanyaku pada senja...
Â
"apa salah dan dosaku padamu?? kamu hancurkan segala-gala yang ada pada hidupku?!"
Â
tertunduk ruh jiwaku tersungkur tatkala dia membalikkan kata-kata ; "tanyakanlah pada raksasamu yang mengalungkan kampak istimewa itu..!!!"
Â
segala yang ada didalam isi bumi ini.. yang kukagumi takkan memberikan sedikitpun manfaat yang berarti,apapun yang kucintai takkan secuilpun mendengar,melihat,dan merasakan apa-apa dalam diri,, sebagaimanapun istimewanya yang kuabdikan diri,takkan kuasa sedikitpun berkontribusi menguasai kehidupanku ini..
Â
"dan juga oleh dia.. berhala basar!! takan bisa lakukan itu.. kamu tahu itu!!"
Â
tinggal beberapa detik menuju senja memerah
apalah arti sebuah kata sesal
apalah guna dahan yang gugur mati mengering!
apalah daya tongkat yang telah rapuh melepuh!!?
Â
mungkin.. ku telah jatuh
mungkin.. ku benar telah terbanting
mungkin aku pun sungguh.... telah jatuh .. jauuhh.. terpelanting....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H