Mohon tunggu...
Setyani Alfinuha
Setyani Alfinuha Mohon Tunggu... -

Alumni ISHS 3 Kediri | Psikologi UIN Maliki Malang '13\r\n13410056

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jadi Sahabat untuk Ajarkan Disiplin

24 Desember 2016   14:40 Diperbarui: 24 Desember 2016   15:07 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disiplin merupakan suatu konsep yang disebut-sebut harus diterapkan di setiap lini kehidupan, utamanya di lingkungan pendidikan. Banyak lembaga pendidikan, dalam hal ini sekolah, yang berupaya membuat kegiatan hingga memberlakukan beberapa tata tertib guna mencapai satu tujuan, yaitu disiplin. Mulai dari pemberlakuan tata tertib hingga pemberian hukuman bagi peserta didik yang melanggar. Hukuman yang diberikan pun juga bervariasi, mulai dari membuat surat pertanyaan hingga lari keliling lapangan.

Pertanyaan yang muncul berikutnya adalah apakah penerapan hukuman bagi peserta didik yang dinilai tidak disiplin tersebut efektif? Apakah dengan memberikan hukuman dapat meningkatkan kedisiplinan peserta didik? Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu direnungkan lebih lanjut. Sebenarnya, menamankan sikap disiplin bagi peserta didik bisa dibilang susah-susah gampag. Hal ini bergantung pada langkah apa yang dipilih untuk mencapai tujuan tersebut.

Menjadi dekat dan bersahabat dengan peserta didik merupakan salah satu cara untuk mengajarkan kedisiplinan tanpa paksaan. Terdapat beberapa cara bersahabat untuk membangun kedisiplinan peserta didik. Pertama, beri aturan yang logis. Libatkan peserta didik dalam menyusun aturan yang harus dipatuhi bersama. Beri alas an yang masuk akal mengapa aturan tersebut harus ditaati bersama. Dengan begitu, peserta didik akan merasa dihargai pendapatnyapaham dan merasa berkewajiban untuk mematuhinya. Aturan yang dibuat hendaknya jelas, baik bagaimana cara mematuhinya serta konsekuensi apa yang harus dilakukan ketika melanggar.

Kedua,berikan hukuman yang jelas dan mendidik. Jika peserta didik melanggar peraturan yang telah disepakati bersama, berikan hukuman yang jelas dan mendidik. Guru hendaknya juga menjelaskan manfaat dari hukuman yang telah dilakukan. Hal ini sebagai upaya agar peserta didik tidak membenci guru atau orang yang menghukum melainkan justru menimbulkan rasa diperhatikan dan disayang melalui peringatan ketika ia melakuakn kesalahan.

Ketiga,berikan contoh atau teladan yang baik. Poin terakhir ini sangat penting tetapi sering diabaikan oleh beberapa orang. Tidak jarang guru menghimbau siswanya untuk datang tepat waktu tetapi justru ia sendiri terlambat. Hal ini sangat ironis dan dapat menimbulkan kecemburuan bahkan kebencian peserta didik. Oleh sebab itu, teladan atau contoh yang baik sangat diperlukan peserta didik untuk menumbuhkan sikap disiplin.

Ketiga cara tersebut hanya sebagian kecil cara untuk memupuk sikap disiplin pada peserta didik. Intinya, kita harus dekat dan bersahabat dulu dengan peserta didik untuk memupuk rasa disiplin. Agar nantinya peserta didik disiplin tanpa paksaan dan kebencian, melainkan dengan nyaman dan kesadaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun