Mohon tunggu...
Setyani Alfinuha
Setyani Alfinuha Mohon Tunggu... -

Alumni ISHS 3 Kediri | Psikologi UIN Maliki Malang '13\r\n13410056

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Cabang Ilmu tentang Manusia VS Filsafat

30 Maret 2014   00:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:18 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia sebagai makhluk ciptaan yang paling sempurna di muka bumi ini. Sehingga tidak heran jika banyak studi-studi yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang keunikan-keunikan manusia. Segala sendi kehidupan manusia sangat menarik untuk dipelajari. Ilmu pengetahuan yang menyelidiki tentang manusia dewasa ini semakin berkembang hingga memunculkan cabang-cabang ilmu. Contoh dari ilmu yang mempelajari kehidupan manusia adalah ilmu psikologi, antropogi, dan sosiologi.

Sebagai cabang-cabang ilmu yang mempelajari manusia, mereka tentu menspesialisasikan bagian mana yang akan digali lebih dalam. Spesialisasi objek kajian ini karena ilmu pengetahuan tentang manusia bersifat terbatas. Ilmu psikologi misalnya, psikologi hanya mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan yang nampak seperti perilaku, kebiasaan, pengalaman-pengalaman, memori, dan lain-lain. Sedangkan sosiologi memusatkan pengamatan pada hubungan atau interaksi antar manusia. Dan antropologi mengamati dan mempelajari kelompok manusia pada konteksnya yaitu kebudayaan.

Selain keterbatasan objek, ilmu-ilmu ini hanya mempelajari hal-hal yang mampu diamati saja. Keterbatasan ini dikarenakan salah satu karakteristik ilmu pengetahuan yaitu empirik, maksutnya ia hanya mempelajari apa saja yang nampak. Sehingga dalam memperoleh pengetahuannya hanya terbatas pada hal-hal yang nampak dan dapat diamati saja.

Setelah kita mendapat gambaran tentang cabang-cabang ilmu yang mempelajari manusia kita dapat mengetahui betapa terbatasnya ilmu-ilmu tersebut. Jika kita ingin mengetahui hakikat manusia, tentunya tidak cukup ilmu-ilmu tentang manusia saja. Melainkan kita perlu juga filsafat. Filsafat yang dimaksut di sini adalah filsafat manusia yang bertujuan untuk mengetahui hakikat manusia itu sendiri.

Sebelum kita membahas lebih lanjut tetnang bagaimana konsep filsafat manusia dalam melihat manusia, hendaknya kita tahu terlebih dahulu apa itu filsafat. Pertama, istilah filsafat digunakan sebagai nama bidang pengetahuan, yaitu yang ingin mengetahui segala sesuatu secara mendalam. Kedua, istilah filsafat digunakan untuk menanamkan hasil karya. Hasil karya yang mendalam dari Palto disebut filsafat Plato; pengetahuan mendalam Ibn Rusyd disebut filsafat Ibn Rusyd; begitu selanjutnya. Ketiga, istilah filsafat telah digunakan juga untuk merujuk nama suatu keyakinan. Keempat, istilah filsafat digunakan untuk memberi nama suatu usaha untuk menemukan pengetahuan yang mendalam tentang sesuatu. Mencari kebenaran serta kebenaran itu sendiri itulah filsafat. Bila ia menjawab tentang sesuatu secara sistematis, radikal, dan universal, serta bertanggung jawab, maka sistem pemikirannya dan kegiatannya itu kita sebut filsafat. Kelima, yang paling dahulu kita kenal, istilah filsafat digunakan untuk menamakan orang yang cinta pada kebijakan dan ia berusaha mencapainya (Tafsir, 2000, p. 12).

Uraian tersebut menjelaskan bahwa melalui pemikiran-pemikiran filsafat kita akan mengetahui tentang hakikat terhadap suatu hal, hakikat manusia misalnya. Seperti yang dijelaskan oleh Maksum (2008) bahwa “objek filsafat ialah segala sesuatu yang dimasalahkan oleh filsafat, yaitu meliputi segala pengetahuan manusia serta segala sesuatu yang ingin diketahui manusia”. Sehingga filsafat tidak membatasi diri dalam proses mencari hakikat manusia. Filsafat mempelajari segala sesuatu yang memungkinkan untuk mendapatkan hakikat yang utuh tentang manusia. Cabang-cabang ilmu pengetahuan tentang manusia banyak juga yang lahir dari filsafat.

Antara filsafat dan ilmu pengetahuan tentang manusia sebenarnya saling melengkapi dalam proses pencarian hakikat manusia. Cabang-cabang ilmu pengetahuan manusia lahir dari filsafat, filsafat manusia utamanya. Sedangkan filsafat juga memerlukan cabang-cabang ilmu tentang manusia untuk mengkritisi maupun mengkaji teori-teroi yang muncul dari cabang-cabang ilmu pengetahuan tentang manusia untuk mencari hakikat manusia.

Sumber:

Maksum, Ali. (2008). Pengantar Filsafat; dari Masa Klasik Hingga Postmodernisme. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Tafsir, Ahmad. (2000). Filsafat Umum; Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun