Mohon tunggu...
Hajar Setyaji
Hajar Setyaji Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Tinggal di Jambi

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pelumeran Tanah dan Lanslide di Banjarnegara

14 Desember 2014   23:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:19 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jumat sore lalu 12/12 2014,  Kabupaten Banjarnegara mengalami musibah tanah longsor di dusun Jemblong, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar. Berbagai sumber mengabarkan bahwa peristiwa tersebut disebabkan oleh luncuran tebing bukit yang ada di daerah tersebut, kondisi tersebut terjadi menjelang hari hujan di sore hari. Mengapa hal ini bisa terjadi? Teori yang umum biasanya berkaitan dengan: Adanya hujan lebat hujan ataupun hujan yang berkelanjutan, ketebalan tanah, topografi lahan dan aktifitas manusia di daerah tersebut.

Pada daerah Jemblong saya menduga disebabkan oleh hujan yang berkelanjutan, dan ketebalan tanah. Curah  hujan yang lama menyebabkan air hujan masuk  kedalam tanah dalam kapasitas yang besar, sehingga terdapat  tanah jenuh air sampai pada ketebalan tertentu. Peristiwa longsoran umumnya terjadi pada daerah dengan topografi curam dan memiliki lapisan kedap air didalam tanah yang tidak terlalu dalam.

Nama Jemblong sendiri dalam Bahasa Jawa dapat berarti  peristiwa amblesnya permukaan tanah secara tiba-tiba karena adanya rongga dalam tanah. Kondisi tersebut memperkuat dugaan yang mengindikasikan adanya lapisan keras kedap air dalam tanah di daerah tersebut. Maaf ini hanya dugaan saya, karena saya tidak tahu yang sebenarnya didaerah tersebut. Dugaan ini saya kaitkan dengan kebiasaan nenek moyang kita yang sering memberi nama lokasi sesuai dengan peristiwa yang terjadi di daerah tersebut, misalnya Banten terjadi karena adanya korban yang banyak mungkin akibat letusan gunung Krakatau, atau Ambarawa, karena adanya rawa-rawa yang luas, dan lain sebagainya.

Dalam pelajaran hidrologi, air hujan jatuh kebumi menimbulkan dua tipe aliran air  yaitu aliran air diatas tanah (limpasan) dan aliran kedalam tanah (perkolasi). Aliran permukaan tanah akan mengakibatkan banjir, sedang air yang masuk kedalam tanah akan mengisi cadangan air tanah yang bergerak dengan kecepatan yang relatif lambat, selain bersifat positif,  perkolasi yang berlebihan bisa bersifat negatif yaitu melemahnya ikatan agregat dan partikel tanah.

Adanya lapisan kedap air dalam tanah menghambat laju perkolasi air hujan untuk bergerak lebih dalam ke dasar tanah, sehingga dalam kondisi hujan yang tidak berkesudahan akan terbentuk zona jenuh air pada lapisan tanah diatas lapisan kedap air.  Pada kondisi jenuh air, tanah akan kehilangan kekuatan ikatan antar partikel dan agregatnya.  Pada topografi yang curam, tanah pada sisi atas tebing yang jenuh air tidak mampu mempertahankan bentuk dan kedudukan semula sehingga bergerak kebawah dan menekan sisi bawah tebing yang sebenarnya kondisinya lebih stabil, tetapi karena tekanan beban dari tanah diatasnya maka tanah bagian bawah mengalami pelumeran dan akhirnya terjadi longsor (landslide).

Sesuatu yang melumer akan sama sifatnya dengan fase cairan suatu zat, sehingga dia tidak dapat mempertahankan bentuknya,  bergerak laksana cairan kental yang ditumpahkan dari atas kebawah. Lepasnya ikatan partikel dan agregat tanah menyebabkan lepasnya ikatan tanah dengan batuan sehingga batu-batu yang semula terikat dengan tanah menjadi terlepas dan meluncur bebas dan saling berbenturan yang menimbulkan suara yang bergemuruh seperti bunyi gluduk. Sebagaimana air, tanah dalam bentuk lumpur bergerak dari bagian atas tebing ke bawah laksana air bah. Bisa dibayangkan massa tanah dengan sifat seperti air  mengalir dengan dahsyat dengan daya rusak yang berlipat ganda daripada aliran air murni. Massa besar yang bergerak cepat menimbulkan impak yang besar bagi yang terkena, sehingga dalam waktu 5 menit bangunan dan tumbuhan di dusun Jemblong rata dengan tanah, dan lebih dari 300 jiwa harus kehilangan tempat tinggalnya.

Menurut berita, setelah terjadi longsor diikuti oleh hujan yang lebat, kondisi hujan lebat yang terjadi membuat tanah semakin menutup daerah-daerah yang masih  berongga, sehingga dapat dibayangkan betapa memilukan kejadian tersebut.

Sudah selayaknya kita berduka marilah kita kirimkan doa kepada mereka yang kena musibah. Al Fatihah. Semoga korban segera dapat penanganan yang cepat dan diberi ketabahan dan kekuatan.

Untuk meminimalkan korban selanjutnya, sebaiknya dilakukan pemetaan geologi terhadap kawasan berpenduduk dan kawasan pengembangan, sehingga dapat diketahui potensi bahaya sekaligus sumberdaya yang terkandung didalamnya, sehingga kita bisa membangun kawasan dengan resiko bencana yang sudah terpetakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun